Gerhana. Sahabat Yang Di Rahmati Allah, Untuk kajian kali ini admin akan sedikit mengangkat sebuah artikel tulisan ust. Amien Mukhtar mengenai Gerhana dan Tata cara Sholat Gerhana Bulan atau Gerhana Matahari. Gerhana, baik matahari maupun bulan, bukan semata-mata peristiwa alam yang terjadi dengan sendirinya, melainkan merupakan ketetapan dan kekuasaan Allah yang tidak dapat dirubah oleh makhluknya.
Berikut ini adalah dalil mengenai Syariat Gerhana, Allah berfirman:
هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُوْرًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوْا عَدَدَ السِّنِيْنَ وَالْحِسَابَ مَاخَلَقَ اللهُ ذَالِكَ إِلاَّ بِالْحَقِّ يُفَصِّلُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ
“Dialah yang menjadikan matahari bersinar (di siang hari) dan bulan bercahaya (di malam hari), serta menentukan manazilnya, agar kamu dapat mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu. Allah menciptakan semua itu dengan ketentuan yang pasti. Ia menjelaskan ayat kekuasaan-Nya kepada orang-orang yang mau mengerti”. Q.S. Yunus:5
Orang-orang jahiliyyah termasuk mereka yang tidak mau mengerti, di mana mereka meyakini bahwa peristiwa gerhana itu akan menyebabkan terjadinya sesuatu di bumi, seperti kematian atau kelahiran atau gerhana terjadi karena ada hubungannya dengan hal itu. Sebab pada waktu itu Ibrahim putra Nabi wafat pada usia 17 bulan (lahir Jumadil Ula tahun 9 H.) Maka pola pikir seperti ini diluruskan oleh Nabi agar menjadi keyakinan bahwa matahari dan bulan itu termasuk makhluk yang tunduk kepada Allah. Keduanya tidak punya kekuasaan untuk menyebabkan terjadinya sesuatu. Nabi bersabda:
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ
“Sesungguhnya matahari dan bulan itu dua tanda dari beberapa tanda kekuasaan Allah. Tidak terjadi gerhana karena lantaran hidup-matinya seseorang. Kalau kamu melihat ada gerhana, hendaklah kamu berdoa kepada Allah, bertakbir, salat, dan bersedekah.” H.R. Al Bukhari dan Muslim.
Berdasarkan data hisab, sejak periode mekah (13 tahun) dan Madinah (10 tahun) masa kenabian Muhamad hanya ada lima kali gerhana Matahari di Mekkah-Madinah. 4 Kali terjadi sebelum Nabi Hijrah ke Madinah dan hanya satu kali yang terjadi setelah Nabi Hijrah ke Madinah. Gerhana-gerhana yang terjadi itu hanya gerhana sebagian. Jalur gerhana matahari total/cincin tidak melintasi Mekah-Madinah. Hanya gerhana matahari total 613 M (10 tahun sebelum hijrah, 10 SH) yang melintas tidak jauh di sebelah selatan Mekah.
Gerhana yang terjadi di Madinah adalah gerhana matahari annular (cincin). Menurut Mahmud Basya al-Falaki sebagimana dikutip oleh Ahmad Abdurrahman al-Bana dalam kitab al-Fathur Rabbani, peristiwa itu terjadi pada tanggal 29 Syawal 10 H bertepatan dengan tanggal 27 Januari 632 M, pukul 8.30 pagi waktu Madinah. Sedangkan menurut Dr. Thomas Djamaludin terjadi pada 30 Januari 632 atau menjelang awal Dzulqa'dah 10 H. Pada saat itu di Madinah mengalami gerhana sebagian dengan kegelapan sekitar 85 %. Gerhana waktu itu bertepatan dengan wafatnya Ibrahim, putra Nabi saw. Yakni setelah dimakamkannya Ibrahim putra Nabi di pekuburan Baqi. Sebenarnya sebelum itu pun pernah terjadi gerhana bulan 1 kali pada tanggal 14 Jumadits tsaniah tahun 4 H/20 Nopember 625 M, namun waktu itu belum disyariatkan salat khusuf.
Sejak gerhana cincin ini disyariatkan salat gerhana, baik bulan maupun matahari, kepada umat Islam, walaupun Rasul sendiri berkesempatan melaksanakan salat itu hanya satu kali, karena empat bulan setelah peristiwa gerhana itu beliau wafat.
Pada hadis tersebut Nabi menyinggung gerhana matahari dan bulan, ini sebagai isyarat bahwa selama bumi, matahari, dan bulan tetap beredar pada porosnya, maka peristiwa gerhana ini akan selalu terjadi. Dan selama itu pula manusia akan selalu berkeyakinan seperti orang-orang pada zaman jahiliyyah bila tidak berguru kepada Rasul. Agar tidak berkeyakinan seperti orang-orang jahiliyyah, maka bila terjadi gerhana, baik ketika terjadi gerhana matahari maupun bulan, Rasul telah mengajarkan kepada kaum muslimin untuk:
فَادْعُوا اللَّهَ
berdoa kepada Allah,
وَكَبِّرُوا
Bertakbirlah.
Karena di dalam hadis ini tidak diterangkan kaifiyat/tata cara takbir secara khusus, maka berlaku ketentuan takbir seperti halnya iedul fitri dan iedul adha, Allahu akbar allahu akbar laa ilaaha illallah allahu akbar wa lillahilham
وَصَلُّوا
Salatlah
Adapun kaifiyat salat gerhana memiliki kekhususan dibandingkan dengan salat lainnya, yakni dilakukan sebanyak 2 rakaat; pada setiap rakaat terdiri atas
- Dua kali baca fatihah, yang satu setelah bangkit dari ruku pertama,
- Dua kali baca surat,
- dua kali ruku,
- dua kali I’tidal,
- dan dua kali sujud.
Jadi, dalam 2 rakaat itu ada 4 fatihah, 4 surat, 4 ruku, 4 I’tidal, dan 4 sujud
Kaifiyat ini yang membedakan dari salat-salat pada umumnya.
وَتَصَدَّقُوا
Bersedekahlah
Dalam sabda Nabi ini diterangkan secara mutlak atau umum tidak dibatasi atau dikhususkan pada fakir dan miskin, karena itu distribusi atau penyaluran shadaqah gerhana tidak dibatasi untuk mustahiq tertentu.
Demikianlah ajaran Rasul yang disampaikan kepada umatnya. Dengan ajaran ini tampak begitu jelas indentitas umat Muhamad dalam menyiikapi peristiwa gerhana yang akan senantiasa terjadi selama matahari, bulan, dan bumi masih beredar pada porosnya
Kita berharap, mudah-mudahan peristiwa gerhana yang berkali-kali kita alami semakin memperkuat keyakinan kita akan kemahakuasaan Allah, dan mendorong tekad kita untuk tidak maksiat dan melanggar aturan-Nya. Ammin
Syariat Gerhana
هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُوْرًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوْا عَدَدَ السِّنِيْنَ وَالْحِسَابَ مَاخَلَقَ اللهُ ذَالِكَ إِلاَّ بِالْحَقِّ يُفَصِّلُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ
Dialah yang menjadikan matahari bersinar (di siang hari) dan bulan bercahaya (di malam hari), serta menentukan manazilnya, agar kamu dapat mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu. Allah menciptakan semua itu dengan ketentuan yang pasti. Ia menjelaskan ayat kekuasaan-Nya kepada orang-orang yang mau mengerti Q.S. Yunus:5
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ قَالَ: إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللهِ لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللهَ وَكَبِّرُوْا وَتَصَدَّقُوْا وَصَلُّوا – رواه البخاري و مسلم و أحمد
Dari Aisyah: “Sesungguhnya Nabi saw. bersabda, ‘Sesungguhnya matahari dan bulan itu dua tanda dari beberapa tanda kekuasaan Allah. Tidak terjadi gerhana karena hidup-matinya seseorang. Kalau kamu mengetahui ada gerhana, hendaklah kamu berdoa kepada Allah, bertakbir, bersedekah, dan salat.” H.r. Al Bukhari, Muslim, dan Ahmad.
عَنْ أَبِيْ بَكْرَةَ رضه قَالَ إِنْكَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ – رواه البخاري –
Dari Abu Bakrah, ia berkata, “Telah terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah saw. maka beliau salat dua rakaat.” H.r. Al-Bukhari
عَنْ عَائِشَةَ رضها أَنَّ النَّبِيَّ جَهَرَ فِي صَلاَةِ الْخُسُوْفِ بِقِرَاءَتِهِ فَإِذَا فَرَغَ مِنْ قِرَاءَتِهِ كَبَّرَ فَرَكَعَ وَإِذَا رَفَعَ مِنَ الرَّكْعَةِ قَالَ سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ ثُمَّ يُعَاوِدُ الْقِرَاءَةَ - رواه البخاري – وَفِى لَفْظٍ: جَهَرَ فِي صَلاَةِ الْخُسُوْفِ بِقِرَاءَتِهِ فَصَلَّىأَرْبَعَ رَكَعَاتٍ فِيْ رَكْعَتَيْنِ وَأَرْبَعَ سَجْدَاتٍ
Dari Aisyah, “Sesungguhnya Nabi saw. mengeraskan bacaan (Fatihah dan surat) pada salat gerhana. Apabila selesai dari membacanya, beliau takbir kemudian ruku. Dan bila bangkit dari ruku beliau mengucapkan sami’allhu...Kemudian beliau mengulangi bacaannya. H.r. Al-Bukhari. Dalam redaksi lain: “Beliau mengeraskan bacaan (Fatihah dan surat) pada salat gerhana. Beliau salat gerhana empat kali ruku dan sujud pada dua rakaat.
عَنْ عَائِشَةَ رضها أَنَّ الشَّمْسَ خَسَفَتْ عَلَى عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ فَبَعَثَ مُنَادِيًا بِ الصَّلاَةُ جَامِعَةُ ... - رواه البخاري –
Dari Aisyah, “Sesungguhnya telah terjadi gerhana pada masa Rasulullah saw. lalu beliau mengutus seseorang untuk menyerukan, ‘Salat berjama’ah’” H.r. Al-Bukhari
Matahari, bumi, dan bulan adalah ciptaan Allah. Masing-masing beredar pada garis edarnya, tunduk kepada suatu aturan tertentu, dengan qadar (hitungan waktu) yang pasti dan tepat, sehingga dengan memperhatikan pergerakan benda-benda langit tersebut manusia bisa menghitung bilangan waktu dan menentukan arah, baik di bumi maupun di langit.
Pada saat-saat tertentu ketiganya berada dalam posisi yang sedemikian rupa, sehingga terletak dalam satu garis lurus, lalu terjadi satu peristiwa yang disebut gerhana. Bila bumi terletak di antara matahari dan bulan, maka akan terjadi gerhana bulan. Sedangkan apabila bulan terletak di antara matahari dan bumi, maka akan terjadi gerhana matahari.
Tipe Gerhana Bulan = | GERHANA BULAN PARSIAL | Alt | |||
---|---|---|---|---|---|
Awal fase penumbra (P1) pada tanggal | 26 April 2013 | pukul : | 01:05:09 | WIB | +68 |
Awal fase umbra (U1) pada tanggal | 26 April 2013 | pukul : | 02:55:24 | WIB | +42 |
Awal fase total (U2) pada tanggal | TIDAK ADA | pukul : | TIDAK ADA | WIB | |
Gerhana bulan maksimum pada tanggal | 26 April 2013 | pukul : | 03:08:32 | WIB | +39 |
Akhir fase total (U3) pada tanggal | TIDAK ADA | pukul : | TIDAK ADA | WIB | |
Akhir fase umbra (U4) pada tanggal | 26 April 2013 | pukul : | 03:21:40 | WIB | +36 |
Akhir fase penumbra (P4) pada tanggal | 26 April 2013 | pukul : | 05:11:55 | WIB | +10 |
Yang teramati mulai 02.55 – 03.21 WIB dengan permukaan bulan yang masuk ke dalam bayang umbra bumi sebesar 1,5 %.
Calendar | |||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Date | Ecl. Type | Pen. Mag. | Umbral Mag. | Pen. Eclipse Begins | Alt | Partial Eclipse Begins | Alt | Total Eclipse Begins | Alt | Mid. Eclipse | Alt | Total Eclipse Ends | Alt | Partial Eclipse Ends | Alt | Pen. Eclipse Ends | Alt |
2013-Apr-26 | P | 0.987 | 0.015 | 01:04 | +68 | 02:54 | +42 | - | - | 03:07 | +39 | - | - | 03:21 | +36 | 05:11 | +10 |
2013-Oct-19 | N | 0.765 | -0.272 | 04:51 | +07 | - | - | - | - | 06:50 | -22 | - | - | - | - | 08:50 | -50 |
2014-Oct-08 | T | 2.146 | 1.166 | 15:16 | -34 | 16:15 | -20 | 17:25 | -04 | 17:55 | +03 | 18:24 | +10 | 19:34 | +27 | 20:34 | +41 |
2015-Apr-04 | T | 2.079 | 1.001 | 16:01 | -26 | 17:16 | -08 | 18:58 | +16 | 19:00 | +17 | 19:03 | +18 | 20:45 | +42 | 21:59 | +60 |
2016-Mar-23 | N | 0.775 | -0.312 | 16:39 | -19 | - | - | - | - | 18:47 | +12 | - | - | - | - | 20:55 | +43 |
2016-Sep-16 | N | 0.908 | -0.064 | 23:55 | +84 | - | - | - | - | 01:54 | +57 | - | - | - | - | 03:54 | +28 |
2017-Feb-11 | N | 0.988 | -0.035 | 05:34 | +03 | - | - | - | - | 07:44 | -28 | - | - | - | - | 09:53 | -58 |
2017-Aug-07 | P | 1.289 | 0.246 | 22:50 | +73 | 00:23 | +78 | - | - | 01:20 | +67 | - | - | 02:18 | +53 | 03:51 | +32 |
2018-Jan-31 | T | 2.294 | 1.315 | 17:51 | -04 | 18:48 | +09 | 19:52 | +23 | 20:30 | +32 | 21:08 | +40 | 22:11 | +52 | 23:08 | +62 |
2018-Jul-28 | T | 2.679 | 1.609 | 00:15 | +76 | 01:24 | +64 | 02:30 | +49 | 03:22 | +38 | 04:13 | +26 | 05:19 | +11 | 06:29 | -05 |
2019-Jul-17 | P | 1.704 | 0.653 | 01:44 | +58 | 03:02 | +41 | - | - | 04:31 | +21 | - | - | 06:00 | +01 | 07:18 | -16 |
2020-Jan-11 | N | 0.896 | -0.116 | 00:08 | +59 | - | - | - | - | 02:10 | +44 | - | - | - | - | 04:12 | +20 |
2020-Jun-06 | N | 0.568 | -0.405 | 00:46 | +69 | - | - | - | - | 02:25 | +49 | - | - | - | - | 04:04 | +27 |
2020-Nov-30 | N | 0.829 | -0.262 | 14:32 | -45 | - | - | - | - | 16:43 | -16 | - | - | - | - | 18:53 | +13 |
2021-May-26 | T | 1.954 | 1.009 | 15:48 | -24 | 16:45 | -11 | 18:11 | +08 | 18:19 | +09 | 18:26 | +11 | 19:52 | +31 | 20:50 | +43 |
2021-Nov-19 | P | 2.072 | 0.974 | 13:02 | -65 | 14:19 | -48 | - | - | 16:03 | -24 | - | - | 17:47 | -01 | 19:04 | +16 |
Adapun selama jangka 8 tahun, yakni sejak 2013 hingga 2021, ada 16 kali gerhana bulan yang bisa diamati di wilayah Tasikmalaya dengan rekapitulasi sebagai berikut:
A. 5 kali gerhana bulan total (2014-Oct-08, 2015-Apr-04, 2018-Jan-31, 2018-Jul-28, 2021-May-26),
B. 4 kali gerhana bulan parsial/ sebagian (2013-Apr-26, 2017-Aug-07, 2019-Jul-17, 2021-Nov-19),
C. 7 kali gerhana bulan penumbra (2013-Oct-19, 2016-Mar-23, 2016-Sep-16, 2017-Feb-11, 2020-Jan-11, 2020-Jun-06, 2020-Nov-30). Gerhana tipe ini tidak disyariatkan untuk melaksanakan salat gerhana.
Demikianlah ulasan mengenai Tata Cara Sholat Gerhana Matahari dan Bulan Mudah-mudahan bermangaat dan menjadi bekal ilmu buat anda semuanya, terimakasih