Quantcast
Channel: Doa Qunut
Viewing all 149 articles
Browse latest View live

Bacaan Surat Al Falaq dan Terjemahannya

$
0
0
Surat Al Falaq diambil dari ayat yang berada di depan surah tersebut yang artinya adalah subuh.Surat yang tergolong surah makiyah ini terdiri dari 5 ayat adalah surah ke 113 dalam Al-Quran.Surah Al Falaq Memerintahkan agar manusia memohon perlindungan dari segala bentuk kejahatan hanya kepada Alla swt.Semoga surat Al Falaq ini dapat bermanfaat bagi kita semua,berikut adalah bacaan surah al-Falaq.


بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ

مِن شَرِّ مَا خَلَقَ

وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ

وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ
Bacaan Bacaan Surat Al-Falaq dalam Bahasa Indonesia
1.Qul a'uudzu birabbi alfalaqi
2.Min syarri maa khalaqa
3.wamin syarri ghaasiqin idzaa waqaba,
4.wamin syarri alnnaffaatsaati fii al'uqadi,
5.wamin syarri haasidin idzaa hasada
Terjemahan Bacaan Surat Al-Falaq
1). Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh
2). Dari kejahatan makhluk-Nya
3). Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita
4). Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul
5). Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki

Bacaan Surat Al Ikhlas dan Terjemahanya

$
0
0
Surah Al-Ikhlas yang terdiri dari 4 ayat dan intinya menegaskan bahwa tentang Keesaan Allah swt dan menolak segala penyekutuan terhadap Nya.Berikut ini bacaan atau lafadz Surat Al-Ikhlas semoga bisa kamu amalkan dan membawa manfaat bagi kita semua.


Surat Al-Ikhlas

 بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ


قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌۢ ﴿٤


Bacaan Bacaan Surat Al Ikhlas dalam Bahasa Indonesia
1).Qul huwa allaahu ahadun,
2).allaahu shamadu,
3).lam yalid walam yuuladu,
4).walam yakun lahu kufuwan ahadun.
Terjemahan Bacaan Surat Al Ikhlas
1). Katakanlah: Dia-lah Allah, Yang Maha Esa
2). Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu
3). Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan
4). Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia

Demikianlah 

Bacaan Surat Al Kafirun dan Terjemahanya

$
0
0
Surat Al Kafirun surat yang terdiri dari 6 ayat nama Kaafirun/orang – orang kafir yang diambil dari kata pertama surat ini.Semoga surah al kafirun bermanfaat dan dapat kamu amalkan serta paham terjemahan dari surat Al Kafirun.

Surat Al Kafirun dan Terjemahanya


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
قُلْ يَٰٓأَيُّهَا ٱلْكَٰفِرُونَ ﴿١﴾ لَآ أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ ﴿٢﴾ وَلَآ أَنتُمْ عَٰبِدُونَ مَآ أَعْبُدُ ﴿٣﴾ وَلَآ أَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ ﴿٤﴾ وَلَآ أَنتُمْ عَٰبِدُونَ مَآ أَعْبُدُ ﴿٥﴾ لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِىَ دِينِ ﴿٦



Bacaan Bacaan Surat Al Kafirun dalam Bahasa Indonesia
1.Qul yaa ayyuhaa alkaafiruuna,
2.laa a'budu maa ta'buduuna,
3. walaa antum 'aabiduuna maa a'budu,
4. walaa anaa 'aabidun maa 'abadtum,
5. walaa antum 'aabiduuna maa a'budu,
6.lakum diinukum waliya diini.
Terjemahan Bacaan Surat Al Kafirun
1). Katakanlah: Hai orang-orang kafir
2). Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah
3). Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah
4). Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah
5). Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah
6). Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku

Bacaan Surat Al Fatihah dan Terjemahanya

$
0
0
Al fatihah adalah surah yang terdiri dari 7 ayat yang diturunkan di mekah. Semoga surat al fatihah ini dapat kamu baca dan di amalkan.

Surah Al Fatihah dan Terjemahanya


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ



Bacaan Bacaan Surat Al Fatihah dalam Bahasa Indonesia
"Bismillahirrahmanirrahim"
Alhamdulillahi rabbil alamin,

Arrahmaanirrahiim

Maaliki yaumiddiin,

Iyyaka nabudu waiyyaaka nastaiin,

Ihdinashirratal mustaqim,

shiratalladzina an’amta alaihim ghairil maghduubi alaihim waladhaalin,

Terjemahan Bacaan Surat Al Fatihah
"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang".
"Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam".

"Maha Pemurah lagi Maha Penyayang".

"Yang menguasai di Hari Pembalasan".

"Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan".

"Tunjukilah kami jalan yang lurus",

"(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat".

Bacaan Surat An Nas dan Terjemahanya

$
0
0
Surat Annas terdiri dari 5 ayat  
Berikut ini adalah surat annas yang di tulis beserta terjemahanya

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ (1) مَلِكِ النَّاسِ (2) إِلَهِ النَّاسِ (3) مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ (4) الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ (5) مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ



Bacaan Surat An Nas dalam Bahasa Indonesia
1.qul a'uudzu birabbi nnaas
2.maliki nnaas
3.ilaahi nnaas
4.min syarri lwaswaasi lkhannaas
5.alladzii yuwaswisu fii shuduuri nnaas
6.mina ljinnati wannaas
Terjemahan Surat An Nas
1. Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.
2. raja manusia.
3. sembahan manusia.
4. dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,
5. yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
6. dari (golongan) jin dan manusia

Doa Awal Bulan Tanggal Satu (Doa Melihat Hilal) Bahasa Arab, Latin dan Artinya

$
0
0
Doa Awal Bulan. Ada beberapa istilah yang sering muncul ketika menjelang bulan Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah, yaitu ru-yah dan hisab. Banyak media yang memberitakan ru-yah dan hisab pada bulan-bulan tersebut, tetapi tidak banyak media yang menjelaskan banyak hal tentang ru-yah dan hisab, padahal masih banyak umat Islam yang belum mengetahui seluk beluk ru-yah dan hisab. 

Tulisan ini membahas beberapa hal yang berkaitan dengan ru-yah dan hisab. Dengan dibuatnya tulisan ini diharapkan semakin banyak umat Islam yang lebih memahami tentang ru-yah dan hisab. Amiin. Tulisan ini masih jauh dari sempurna, karena itu kritik, komentar, dan saran sangat penulis harapkan. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk kita semua. 

Doa Awal Bulan


Doa Awal Bulan

Doa Melihat HIlal

اللهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَينَا بِالأَمْنِ وَالإِيْـمَانِ وَالسَّلَامَةِ وَالِإسْلَامِ وَالتَّوفِيقِ لِـمَا تُـحِبُّ وَتَرضَى رَبُّناَ وَ رَبُّكَ اللهُ
 ALLAHUMMA AHILLAHUU ‘ALAINAA BIL AMNI WAL IIMAAN, WAS-SALAAMATI WAL ISLAM, WAT-TAUFIIQ LIMAA TUHIBBU WA TARDHAA, RABBUNAA WA RABBUKA ALLAH.
Allahu akbar, Yaa Allah munculkanlah hilal itu pada kami dengan membawa keamanan dan keimanan, keselamatan dan islam, dan membawa taufiq kepada apa yang Engkau cintai dan Engkau ridlai. Rab kami dan Rab kamu (wahai bulan) adalah Allah.

Hadis selengkapnya: 
Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma, beliau mengatakan, 

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَأَى الْهِلَالَ، قَالَ: «اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالْأَمْنِ ...

bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila melihat hilal, beliau berdoa: 
... ALLAHUMMA AHILLAHUU ‘ALAINAA BIL AMNI ...
[HR. Ahmad dalam musnadnya 888, Ad-Darimi dalam sunannya, 1729, At-Thabrani dalam Mu’jam al-Kabir 13330. Hadis ini digolongkan hadis shahih li ghairi oleh Al-Albani dalam As-Shahihah, no. 1816 dan dinilai shahih oleh Syu’aib Al-Arnauth dalam Ta’liq Musnad Ahmad, 3/171].

Keterangan:
1. Doa ini hanya dibaca ketika seseorang melihat hilal di awal bulan. Karena itu, bagi yang tidak melihat hilal, tidak disyariatkan membaca doa ini ketika masuk awal bulan. (Sebagaimana keterangan Syaikh Dr. Said Al-Qahthani dalam Syarh Hisnul Muslim, hlm. 262)
2. Tidak dianjurkan membaca doa ini sambil menghadap ke hilal, namun yang teap dengan menghadap ke arah kiblat. 

Syaikh Al-Albani mengatakan: 
“Banyak orang menghadap ke bulan (hilal) ketika membaca doa ini. Sebagaimana mereka menghadap ke arah kuburan ketika mendoakan mayit. Dan semua ini tidak boleh. Mengingat ketentuan dalam syariah: 
لا يستقبل بالدعاء الا ما يستقبل بالصلاة
“Tidak boleh menghadapkan diri ketika berdoa kecuali ke arah kiblat shalat”
Sungguh indah apa yang diriwayatkan Ibnu Abi Syaibah (no. 9729), dari Ali bin Abi Thalib, bahwa beliau mengatakan:
إِذَا رَأَى أَحَدُكُمُ الْهِلَالَ، فَلَا يَرْفَعْ بِهِ رَأْسًا، إِنَّمَا يَكْفِي مِنْ أَحَدِكُمْ أَنْ يَقُولَ: رَبِّي وَرَبُّكَ اللَّهُ
“Apabila kalian melihat hilal, janganlah menengadahkan kepalanya ke arah hilal (untuk berdoa), tapi cukup berdoa dengan mengucapkan: ...RABBII WA RABBUKA ALLAH.” 
Kemudian dari Ibnu Abbas bahwa beliau membenci seseorang menghadapkan wajahnya ke arah hilal untuk berdoa. Namun cukup dia menghadap sebentar kemudian ke arah yang lain dan memmbaca doa: ALLAHU AKBAR... (Ta’liq ala Al-Kalimut Thayyib, no. 162, dinukil dari Syarh Hisnul Muslim, hlm. 263)


Pengertian Hilal (هلال) = Awal Bulan. 
Bulan yang mengitari Bumi memiliki fase tersendiri dalam setiap putarannya selama 29-30 hari/bulan. Setiap fase memiliki tanda/bentuk tersendiri, seperti bulan sabit, setengah purnama, purnama, bulan mati, dan sebagainya. Hilal termasuk suatu fase awal bulan yang dapat dilihat oleh seseorang, secara singkatnya hilal adalah bulan sabit. 

Hilal ini ada pada setiap bulan, jadi istilah hilal tidak hanya dipakai ketika bulan Ramadhan, Syawal, Dzulhijjah saja (bulan tersebut merupakan bulan-bulan hijriyah ketika istilah hilal menjadi sangat terkenal), tetapi untuk semua bulan hijriyah. 

Ru-yah (رؤْية) = Penglihatan. 
Dalam konteks bulan hijriyah yang dimaksud dengan ru-yah adalah ru’yah hilal yaitu melihat hilal dengan cara melihatnya dengan mata langsung atau melalui alat bantu (teropong dan alat astronomi lainnya). 

(Catatan : Harap bedakan antara ru-yah (رؤْية) dengan Ruqyah (رقيه) dan ru-ya (رؤْيا) . Ruqyah secara bahasa adalah jampi-jampi/ucapan/mantra. Ruqyah terbagi menjadi dua, Ruqyah Syar’iyah (Ruqyah yang sesuai syari’at Islam) dan Ruqyah yang bukan Syar’i (Ruqyah yang tidak sesuai dengan syari’at Islam). Sedangkan ru-ya adalah mimpi (lebih khusus mimpi yang baik). Masalah Ruqyah dan ru-ya lebih lanjut perlu dijelaskan secara terpisah. 


Hisab (حساب) = Perhitungan. 

Dalam konteks bulan hijriyah yang dimaksud dengan hisab adalah suatu metode perhitungan untuk menentukan tanggalan (termasuk awal dan akhir bulan) hijriyah. 

Cara Menentukan Hilal Cara Cara menentukan Hilal : 

Ru-yah 

Ru-yah biasa dilakukan pada hari ke 29 (yaitu pada sore harinya menjelang/setelah maghrib) suatu bulan Hijriyah. 

Ikmal (إكمال = penyempurnaan) 

Jika Hilal tidak terlihat pada proses ru-yah, maka bulan hijriyah tersebut disempurnakan/digenapkan menjadi 30 hari. 

Hisab 
Ahli hisab membuat suatu metode perhitungan sehingga terbuatlah suatu jadwal/kalender Hijriyah dalam setiap bulan/tahunnya. 

Ru-yah dan Ikmal merupakan istilah yang berhubungan, karena jika ru-yah tidak dapat dilakukan maka ikmal 30 hari akan dilakukan. Dengan alasan itu maka wajar saja jika seolah-olah hanya ada dua cara menentukan Hilal, yaitu ru-yah dan hisab. 

Mayoritas umat Islam di dunia menggunakan cara ru-yah untuk menentukan Hilal Ramadhan&Syawal, termasuk pemerintah Indonesia. Walau begitu tetap ada sebagian Muslim yang memilih menggunakan cara hisab (baik hisab murni maupun tidak), di Indonesia Muhammadiyah merupakan salah satu contoh yang paling vokal. 

L.1. Ru-yah 

Penentuan Hilal melalui ru-yah juga memiliki beberapa perbedaan pendapat : 

Satu ru-yah untuk semua negeri. 

Maksudnya : Jika suatu negeri telah menyatakan telah melihat Hilal melalui ru-yah dengan terpercaya dan terbukti, maka negeri lain wajib mengikutinya walaupun negeri tersebut tidak melihat Hilal di negerinya sendiri. 

Contoh : Jika Arab Saudi telah menyatakan telah melihat hilal, negara-negara lain di seluruh dunia yang belum melihat hilal harus mengikuti hasil ru-yah Arab Saudi. 

Pendapat satu ru-yah untuk semua negeri ini adalah pendapat jumhur (mayoritas) ulama, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Sayyid Sabiq rahimahullah dalam Fiqhu as-Sunnah (Juz 1) : 

ذهب الجمهور: إلى أنه لا عبرة باختلاف المطالع. 

فمتى رأى الهلال أهل بلد، وجب الصوم على جميع البلاد لقول الرسول صلى الله عليه وسلم ” صوموا لرؤيته، وافطروا لرؤيته “. 

وهو خطاب عام لجميع الامة فمن رآه منهم في أي مكان كان ذلك رؤية لهم جميعا. 


Pendapat Jumhur : Tidak ada perbedaan mathla (tempat muncul hilal), maka penduduk negeri apa saja yang telah melihat hilal, maka seluruh negeri wajib shaum sebagaimana hadits Rasulullah, “Shaumlah kalian karena melihat hilal (awal Ramadhan), dan berbukalah kalian karena melihat hilal (awal Syawwal)”. Ucapan tersebut adalah umum untuk semua umat, maka barangsiapa di antara mereka yang telah melihat hilal di tempat mana saja, maka itu adalah ru-yah bagi mereka semua (Fiqhu as-Sunnah Juz 1). 

Satu ru-yah untuk satu negeri dan negeri yang berdekatan. 

Maksudnya : Jika suatu negeri telah menyatakan telah melihat Hilal melalui ru-yah dengan terpercaya dan terbukti, maka negeri yang berdekatan wajib mengikutinya walaupun negeri tersebut tidak melihat Hilal di negerinya sendiri. 

Contoh : Jika Indonesia telah menyatakan telah melihat hilal, negara-negara tetangga Indonesia (Malaysia, Brunei, Filipina, Thailand, dsj) yang belum melihat hilal harus mengikuti hasil ru-yah Indonesia. 

Ini adalah pendapat sebagian ulama Syafi’iyyah. 

Setiap negeri memiliki ru-yah masing-masing. 
Maksudnya : Jika suatu negeri telah menyatakan telah melihat Hilal melalui ru-yah dengan terpercaya dan terbukti, maka negeri lain tidak wajib mengikutinya jika mereka tidak melihat Hilal di negerinya sendiri. 

Contoh : Jika Arab Saudi telah menyatakan telah melihat hilal, negara-negara lain di seluruh dunia yang belum melihat hilal tidak harus mengikuti hasil ru-yah Arab Saudi, melainkan mengandalkan hasil ru-yah di negerinya sendiri. 

Ini adalah pendapat Ikrimah, Qasim bin Muhammad, Salim, Ishaq rahimahumullah, dan pendapat yang dipilih oleh sebagian ulama Syafi’iyyah. 

Ketiga pendapat dalam masalah ru-yah Hilal tersebut memiliki dalil/argumen yang sama (dengan pemahaman yang berbeda), yaitu suatu hadits riwayat Bukhari dan Muslim : 


صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ غُبِّيَ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا عِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلَاثِينَ 

Rasulullah bersabda, “Shaumlah kalian karena melihat hilal (awal Ramadhan), dan berbukalah kalian karena melihat hilal (awal Syawwal). Jika (hilal) tertutup atas kalian, maka sempurnakanlah jumlah Sya’ban 30 hari.” 

Sedangkan pendapat setiap negeri memiliki ru-yah masing-masing memiliki tambahan dalil dari hadits Kuraib / Ibnu Abbas : 

: قدمت الشام، واستهل علي هلال رمضان وأنا بالشام، فرأيت الهلال ليلة الجمعة. 

ثم قدمت المدينة في آخر الشهر، فسألني 

ابن عباس - ثم ذكر الهلال - فقال: متى رأيتهم الهلال؟ فقلت: رأيناه ليلة الجمعة فقال: أنت رأيته؟ فقلت: نعم، ورآه الناس، وصاموا، وصام معاوية، فقال: لكنا رأيناه ليلة السبت، فلا نزال نصوم حتى نكمل ثلاثين، أو نراه، فقلت: ألا تكتفي برؤية معاوية وصيامه؟ فقال: لا…هكذا أمر رسول الله صلى الله عليه وسلم. 

Kuraib berkata : Aku tiba di Syam, lalu diumumkan tentang hilal Ramadhan ketika aku masih di Syam. Aku melihat hilal pada malam Jum’at. Lalu aku tiba di Madinah pada akhir bulan (Ramadhan), lalu Ibnu Abbas menanyakanku –lalu ia menyebut hilal–. Ibnu Abbas bertanya, “Kapan mereka melihat hilal?” Aku menjawab, “Kami melihat hilal pada malam Jum’at.” Ibnu Abbas bertanya, “Kamu melihat hilal?” Aku menjawab, “Ya, dan orang-orang melihat hilal, lalu mereka shaum, dan Mu’awiyah juga shaum.” Ibnu Abbas berkata, “Tapi kami melihatnya pada malam Sabtu, maka kami tidak berhenti shaum hingga kami menyempurnakan 30 hari atau kami melihat hilal.” Aku bertanya, “Apakah tidak cukup bagimu ru-yah Mu’awiyah dan shaumnya?” Ibnu Abbas menjawab, “Tidak, begitulah Rasulullah telah memerintahkan (kami).” << Ahmad, Muslim, dan Tirmidzi. Tirmidizi berkata : Hasan, Shahih, Gharib >> 

L.2. Hisab 
Walaupun ru-yah merupakan cara yang paling banyak dipakai dalam menentukan awal/akhir bulan Hijriyah, sebagian Muslim memakai ilmu hisab dengan memperhitungkan gerak Bulan mengitari Bumi, bahkan ilmu hisab saat ini sudah didukung dengan alat-alat astronomi dengan teknologi yang canggih. 

Dalil diperbolehkannya hisab dipakai dalam menentukan awal/akhir bulan adalah : 

Menentukan awal bulan Hijiriyah (secara umum : semua bulan hijiryah) pada dasarnya termasuk dalam permasalahan dunia. 

Kaidah dalam permasalahan dunia adalah segala sesuatu adalah boleh kecuali jika ada dalil yang melarangnya. Apalagi dengan ilmu hisab ini dapat membantu umat Muslim di seluruh dunia, baik dalam permasalahan dunia bahkan juga dalam beberapa permasalahan agama (seperti waktu shalat dan hisab awal ramadhan/syawal/dzulhijjah). 

Terdapat perintah dalam Al-Qur’an yang menyuruh umat Muslim mempelajari ilmu hisab, antara lain adalah : 

(((يَسْأَلُوْنَكَ عَنِ اْلأَهِلَّةِ قُلْ هِيَ مَوَاقِيْتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ ))) 

((( Mereka bertanya tentang hilal-hilal, katakanlah itu adalah waktu-waktu bagi manusia dan bagi (ibadah) haji [Al-Baqarah (2): 189] ))) 

((( Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. [Yunus (10) : 5] ))) 

((( Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari karunia dari Tuhanmu dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. [ Al-Israa' (17) :12] ))) 

((( Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. [Al-An'am (6) : 96] ))) 

Beberapa ulama yang menyatakan bolehnya memakai hisab antara lain : Abul Abbas Ahmad bin Amr bin Suraij asy-Syafi’i, Ibnu Hazm, Ibnu Daqiq al-’Iid, dan Muhammad Rasyid Ridha Rahimahumullah (lihat majmu’ah ar-rasaail ats-tsalasah). Ulama-ulama Indonesia juga cukup banyak yang menyatakan bolehnya menggunakan hisab, satu dari mereka adalah A. Hassan rahimahullah (lihat terjemahan dan keterangan A. Hassan dalam Kitab Bulughul Maram). 

Pendapat yang Ideal Tentang Ru-yah 

Dalam masalah ru-yah, kaum Muslimin saling berbeda pendapat tentang pendapat manakah yang paling kuat dalam penentuan ru-yah, apakah pendapat pertama (satu ru-yah untuk semua negeri), pendapat kedua (satu ru-yah untuk satu negeri dan negeri yang berdekatan), atau pendapat ketiga (setiap negeri memiliki ru-yah masing-masing)? Menurut penulis, pendapat yang paling kuat / mendekati kebenaran adalah pendapat yang pertama, Insya Allah, pendapat yang paling ideal, dan juga merupakan pendapat mayoritas ulama. Hal ini memiliki beberapa alasan antara lain : 

Kata “kalian” pada hadits ru-yah berlaku umum untuk semua orang Islam. Jika ada yang melihat Hilal, jujur, terpercaya dan terbukti tanpa memandang perbedaan mathla (tempat munculnya hilal), maka persaksian itu harus diterima. 

Umat Islam itu satu, karena itu perlu penyeragaman dalam penentuan Hilal. 

Sebagian kalangan meyakini bahwa pendapat ketiga (setiap negeri memiliki ru-yah masing-masing) adalah pendapat yang lebih kuat dengan dalil hadits Kuraib yang sudah disebut sebelumnya dan menyatakan bahwa jika pendapat pertama (satu ru-yah untuk semua negeri) lebih kuat, maka hadits umum tentang ru-yah itu bertentangan/bentrok dengan hadits Kuraib. 

Jika direnungkan lagi, sebenarnya hadits Kuraib tidak bertentangan dengan hadits umum tentang ru-yah. Beberapa alasannya adalah : 

Pada saat itu negeri-negeri berjauhan dan belum memiliki suatu sistem komunikasi yang canggih dan cepat. 

[Ibnu Abbas bertanya, “Kapan mereka melihat hilal?”] Hal ini menandakan bahwa Ibnu Abbas tidak tahu kapan Mu’awiyah yang merupakan seorang khalifah memulai shaum Ramadhan di Syam, dan Ibnu Abbas baru mengetahui hal itu saat Kuraib mengabarinya. Dengan alasan ini pula menandakan bahwa sekalipun Mu’awiyah mengumumkan berita ru-yah di negerinya, tetapi ia tidak menyebarkannya ke negeri yang lain karena pada saat itu belum adanya suatu sistem komunikasi yang cepat (pada saat itu informasi disampaikan melalui utusan yang waktu tempuhnya dapat berhari-hari sehingga tidak efektif untuk urusan seperti hilal ini). 

[ Aku tiba di Syam, lalu diumumkan tentang hilal Ramadhan ketika aku masih di Syam. Aku melihat hilal pada malam Jum'at. Lalu aku tiba di Madinah pada akhir bulan (Ramadhan)] Kuraib menyampaikan berita hilal Ramadhan di Syam pada Ibnu Abbas di Madinah pada akhir bulan Ramadhan. Kesimpulannya berita hilal itu sangat telat datang (tapi masih dapat dimaklumi jika melihat kondisi pada saat itu) pada saat shaum sudah berjalan beberapa pekan (hampir sebulan), oleh karena itu Ibnu Abbas menyatakan bahwa mereka (penduduk Madinah) akan meneruskan shaum mereka hingga mereka melihat hilal Syawal atau ikmal. Seandainya berita hilal Ramadhan di Syam bisa tiba tepat waktu di Madinah (dan kondisi seperti ini pada saat itu sangat sulit tercapai), maka belum tentu Ibnu Abbas akan berkata seperti itu. 

[Tidak, begitulah Rasulullah telah memerintahkan (kami)] Perkataan Ibnu Abbas ini bisa ditafsirkan dalam beberapa penafsiran, apakah maksudnya adalah (a) Rasulullah memerintahkan ru’yah hilal Ramadhan berlaku di masing-masing negeri atau (b) Rasulullah memerintahkan jika berita hilal Ramadhan dari negeri lain sampai dengan telat pada saat negeri itu sedang shaum beberapa pekan, maka penduduk negeri itu sebaiknya melanjutkan shaum mereka. 

Pendapat 4b lebih baik, Insya Allah, daripada 4a sehingga hadits Kuraib ini tidak bentrok dengan hadits hilal secara umum. Seandainya berita hilal Ramadhan di Syam bisa tiba tepat waktu di Madinah (dan kondisi seperti ini pada saat itu sangat sulit tercapai), maka belum tentu Ibnu Abbas akan berkata seperti itu dan Ibnu Abbas sangat mungkin akan mengikuti kesaksian orang-orang yang telah menyatakan melihat hilal Ramadhan di negeri lain. 

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam saja menerima persaksian orang-orang yang melihat hilal tanpa menanyakan di mana mereka melihat hilal : 

راءى الناس الهلال، فأخبرت رسول الله صلى الله عليه وسلم أني رأيته، فصام، وأمر الناس بصيامه. 

Dari Ibnu Umar Radiyallaahu Anhu : Orang-orang melihat hilal (Ramadhan), lalu berita ru’yah itu disampaikan kepada Rasulullah, maka beliau shaum dan memerintahkan orang-orang untuk shaum. << Abu Dawud, Hakim, dan Ibnu Hibban, ia menshahihkannya >> 

N. Dilema ru-yah dan hisab 

Faktanya, pada saat ini kebanyakan negeri memilih pendapat ke-3 (sebagian ada yang memilih pendapat ke-2) dalam masalah ru-yah, sehingga masih cukup sering terjadi perbedaan dalam penentuan Hilal. Ego masing-masing negara masih terlihat, padahal seharusnya yang terlihat hanyalah rasa persaudaraan sesama Muslim dan melepas perbedaan negara. 

Cukup sering terjadi perbedaan awal bulan Ramadhan dan Syawal di beberapa negeri Muslim di dunia, hal ini disebabkan kebanyakan negeri memilih pendapat ke-3 dalam ru-yah. Anehnya, ketika penentuan awal bulan Dzulhijjah, banyak negara-negara yang mengikuti hasil ru-yah Arab Saudi. Ketika penentuan awal bulan Ramadhan dan Syawal, masing-masing negara kukuh berpendapat dengan hasil ru-yah di negerinya masing-masing, tetapi ketika penentuan awal bulan Dzulhijjah banyak negeri Muslim yang mengikuti hasil ru-yah Arab Saudi. Aneh, kan? 

Disinilah cara hisab sebenarnya bisa berperan dengan baik dalam penentuan Hilal. Dengan ilmu hisab yang semakin baik yang dikuasai oleh ahli hisab Muslim, ditambah dengan bantuan alat astromoni dan astronom Muslim, mereka memakai hisab untuk keperluan umat Muslim di seluruh dunia. 

Contoh terbaik adalah jadwal shalat 5 waktu untuk seluruh dunia, jadwal tersebut dibuat dengan hisab dan dipakai oleh mayoritas Muslim di dunia, termasuk di Indonesia. Jadwal shalat pada awalnya diketahui dengan cara melihat perubahan posisi matahari (dengan kata lain ru-yah Syamsu/Melihat matahari), tetapi dengan adanya ilmu hisab, jadwal shalat bisa dibuat untuk seluruh tempat di dunia. Kenapa hisab jadwal shalat bisa digunakan di seluruh dunia? Karena perhitungannya hasil hisab –Insya Allah– sama (atau setidaknya hanya selisih sedikit saja beberapa menit) dengan hasil melihat langsung posisi matahari untuk menentukan waktu shalat. 

Jadwal shalat 5 waktu yang diterima di seluruh dunia itu dibuat dengan hisab, anehnya ketika ahli hisab (dan astronom Muslim) membuat hisab untuk kalender hijriyah, termasuk penentuan Hilal Ramadan, Syawal dan Dzulhijjah, banyak negeri Muslim yang menolaknya, tetapi mereka memakai hisab (menggunakan kalender Hijriyah) untuk bulan-bulan Hijriyah selain Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah. Anehnya lagi mereka memakai hisab untuk shalat dalam keseharian hidup mereka, tetapi ketika mementukan Hilal mereka menolaknya. 

Contoh lainnya dengan adanya hisab, bisa diketahui dengan jelas kapan waktu gerhana bulan atau gerhana matahari, di tempat mana terjadinya, kapan waktunya, dan sebagainya. Dengan adanya informasi seperti itu, kaum Muslimin jadi mengetahui tentang kapan waktu gerhana, dan juga bisa bersiap-siap untuk melakukan salah satu sunnah Rasulullah yaitu shalat gerhana. 

Sebenarnya hisab dan ru-yah tidak bertentangan, malah sebaliknya hisab bisa menjadi pendukung ru-yah. Dengan hisab, bisa ditentukan apakah Hilal kemungkinan besar akan terlihat atau tidak. Jika ahli hisab mengatakan ru-yah dapat terlihat di suatu tempat, maka hanya perlu pembuktian dengan ru-yah, dan biasanya –Insya Allah– memang benar (karena perhitungan hisabnya sudah bagus dan semakin baik). Jika ahli hisab dan astronom Muslim mengatakan dengan ilmu hisab dan astronominya bahwa Hilal kemungkinan tidak akan terlihat, maka tinggal buktikan saja dengan ru-yah, simpel kan? 

Dengan ilmu hisab dalam penentuan jadwal kalender Hijriyah, termasuk penentuan Hilal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah, maka Insya Allah persatuan umat Islam di dunia dalam masalah tanggalan / kalender tahun hijriyah dapat tercapai lagi. Tidak akan ada lagi perbedaan waktu shaum, Idul Fitri dan Idul Adha di seluruh dunia. Alangkah indahnya jika hal tersebut bisa terwujudnya. Jika orang nashrani bisa bersatu merayakan natal setiap tanggal 25 Desember, kita sebagai Muslim lebih berhak untuk bisa bersatu dalam shaum (Ramadhan), Idul Fitri (Syawal), dan Idul Adha (Dzulhijjah). 

O. Opini Penulis tentang Penentuan Hilal di Indonesia 

Beberapa hal yang biasa dilakukan depag/pemerintah dalam penentuan Hilal. 

Cara yang dipakai oleh pemerintah/Depag RI adalah ru-yah, tetapi menurut penulis mereka belum optimal dalam menerapkannya. 

Biasanya menugaskan beberapa orang Depag untuk melakukan ru-yah hilal di beberapa tempat di wilayah Indonesia. (Apakah semua tempat di Indonesia akan terjangkau oleh orang Depag, lebih banyak mana antara orang Depag yang diperintahkan melihat Hilal dengan Muslim Indonesia yang juga berpotensi untuk dapat melihat Hilal?) 

Jika mayoritas orang Depag menyatakan tidak melihat hilal pada sidang itsbat, maka pendapat itu yang biasanya dipakai. 

Biasanya akan melakukan rapat dengan ormas Islam sebelum penentuan awal bulan Ramadhan/Syawal (sidang itsbat), tetapi pendapat yang dipilih biasanya pendapat yang sudah dipilih oleh pemerintah/depag sebelumnya. 

Sekalipun banyak Muslim non-Depag atau ormas yang melihat ru-yah dan sudah melaporkannya kepada pemerintah, jika pemerintah/Depag RI sudah memutuskan untuk ikmal maka pasti akan digenapkan (tidak memakai hasil ru-yah orang/pihak lain). 

Diberitakan bahwa Depag sudah membeli suatu alat astronomi yang canggih, tetapi penggunaannya secara optimal untuk ru-yah belum diketahui. Apakah benar-benar dipakai atau hanya sekedar pajangan saja. 

Biasanya waktu awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah di Indonesia adalah waktu yang telah ditetapkan sesuai dengan kalender yang telah dibuat oleh pemerintah Indonesia. Dan biasanya pula, lama bulan Ramadhan adalah 30 hari. 

Cukup sering hasil penentuan Hilal (terutama Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah) pemerintah/Depag RI berbeda dengan kebanyakan hasil penentuan negeri Muslim lainnya di dunia. Tahun 1427 H dan 1428 H adalah salah satu contohnya (awal Syawal dan Dzulhijjah yang dipakai pemerintah RI berbeda dengan yang dipakai mayoritas negeri Muslim). 

Tahun ini (1428 H) Depag sudah memanggil ahli ru-yah dan ahli hisab untuk saling berdiskusi. Semoga mereka dapat berdiskusi dengan baik, saling menerima kebenaran, mau mengakui kekeliruan jika memang terjadi kekeliruan, dan bertujuan untuk mendapat hasil yang terbaik untuk umat Muslim ini (update : ternyata harapan tersebut tidak dapat terwujud pada tahun 1428 H, semoga saja harapan ini dapat terwujud pada tahun-tahun yang akan datang, Amiin). 

Beberapa hal yang dilakukan oleh masyarakat/ORMAS Muslim di Indonesia (non depag/pemerintah) dalam penentuan Hilal : 

ORMAS paling vokal dalam menerapkan hisab untuk penentuan Hilal adalah Muhammadiyah. Biasanya mereka percaya diri untuk mengumumkan hasil hisabnya jauh hari sebelum hari H. 

Ada beberapa ORMAS yang mengikuti rapat Depag tentang penentuan awal bulan yang pada rapat tersebut mereka mengikuti pendapat pemerintah/Depag, tetapi pada kenyataannya (entah secara organisasi maupun personal) mereka menerapkan pendapat yang berbeda dengan apa yang sudah diputuskan tersebut. 


Ada beberapa ORMAS pusat yang mengikuti pendapat pemerintah RI, tetapi ORMAS cabangnya tidak mau sependapat dengan ORMAS pusat disebabkan mereka sudah melihat Hilal atau negeri lain ada yang sudah melihat Hilal. Ini pernah terjadi pada sebagian cabang Nahdhatul Ulama. 

Ada beberapa orang/ORMAS di Indonesia yang berpegang pada pendapat satu ru-yah untuk semua negeri dan mereka mengambil patokan Arab Saudi. Salah satu contohnya adalah Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (walaupun mereka tidak terlalu vokal dalam menyuarakannya). 

Ada beberapa orang/ORMAS di Indonesia yang serius dalam melihat ru-yah dan maksimal untuk dapat menemukannya. Jika mereka melihat ru-yah, mereka akan berpegang pada pendapat tersebut walaupun berbeda dengan keputusan pemerintah RI. Contoh ORMAS ini cukup banyak, salah satunya adalah Front Pembela Islam (FPI). 

Ada beberapa orang/ORMAS di Indonesia yang berpegang pada pendapat masing-masing negara memiliki ru-yah masing-masing, mereka mengikuti penentuan Hilal pemerintah RI untuk bulan Ramadhan dan Syawal, tetapi untuk masalah Dzulhijjah mereka mengikuti penentuan Hilal di Arab Saudi. Contohnya adalah sebagian kelompok Salafiyun. 


Alhamdulillah, Ramadhan tahun ini (1428 H) hampir semua Muslim di dunia ini memulai shaum pada hari yang sama (13 september 2007). Tapi sepertinya Idul Fitri tahun 1428 ini di Indonesia akan terjadi perbedaan lagi seperti tahun lalu (update : memang telah terjadi perbedaan lagi). Muhammadiyah sudah menentukan (dengan hisab) bahwa Idul Fitri tahun ini kemungkinan akan jatuh pada tanggal 12 Oktober 2007, hal ini berbeda dengan kalender resmi pemerintah Indonesia dan beberapa organisasi Muslim lainnya yang sependapat dengan pemerintah. 

Biasanya penulis sependapat dengan Muhammadiyah, karena [biasanya] hisab Muhammadiyah akan sama hasilnya dengan penentuan Hilal di mayoritas negara Muslim lainnya di dunia (contohnya seperti penentuan awal Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah pada tahun 1427 H, hasil hisab mereka sama dengan hasil penentuan Hilal di kebanyakan negeri Muslim lainnya pada tahun tersebut) . Penulis hanya perlu mencari informasi pada malam Idul Fitri (tahun ini pada malam 12 Oktober 2007) tentang penentuan Idul Fitri di beberapa negeri Muslim lainnya (terutama Timur Tengah) untuk pembuktian. 

Penulis juga sependapat dengan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (satu ru-yah untuk semua negeri), oleh karena itu wajar jika Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia dijadikan salah satu sumber penulis untuk mendapat informasi awal bulan Hijriyah (tapi saat ini informasi dapat lebih mudah didapat melalui internet ^^, jadi penulis tidak bergantung untuk mendapat informasi hilal dari beberapa ORMAS di negeri ini). 

P. Penutup 
Dalam bagian akhir dari tulisan ini, penulis akan memberikan suatu kesimpulan dari apa yang sudah dibahas pada tulisan ini : 

Terdapat tiga cara dalam penentuan Hilal bulan Hijriyah, yaitu ru-yah, Ikmal dan hisab. 

Terdapat perbedaan pendapat dalam penentuan ru-yah Hilal, yaitu (1) satu ru-yah untuk semua negeri, (2) Satu ru-yah untuk satu negeri dan negeri yang berdekatan dan (3)Masing-masing negeri memiliki ru-yah masing-masing. 

Ilmu hisab ialah cara yang boleh dan baik dipakai untuk penentuan Hilal, dan hal ini sebenarnya tidak bertentangan dengan ru-yah. 

Jika setiap pemimpin negeri Muslim berkumpul untuk membicarakan masalah ini, lalu memilih pendapat satu ru-yah untuk semua negeri dengan pertimbangan kesatuan umat Islam di seluruh dunia, lalu ditambah dengan dipakainya ilmu hisab yang dibantu dengan teknologi dan alat astronomi yang canggih pada zaman ini, Insya Allah, tidak akan ada istilah lagi umat Islam merayakan hari raya yang sama (Idul Fitri dan Idul Adha) dengan hari/tanggal yang berbeda. 

Perbedaan pendapat (dalam hal yang diperbolehkan, bukan menyangkut masalah yang paling penting dari yang paling penting seperti aqidah, iman, dan sebagainya) memang akan sering terjadi, tetapi jika tidak ada satu upaya untuk menyatukannya maka perbedaan tersebut akan terus menjadi perbedaan yang jika tidak disikapi dengan baik maka bisa. 

Mudah-mudahan bermanfaat, Dikutip dari Facebook.

Tata Cara Dan Doa Mandi Wajib

$
0
0
Doa Mandi Wajib. Sahabat bidiman Urusan mandi memang sudah menjadi kebiasaan sehari-hari guna supaya tubuh kita bersih dan terhindar dari penyakit, tapi kalo urusan mandi wajib kadang orang menyepelekan hak tersebut, padahal itu adalah wajib (guna membersihkan hadas). sebelum kepada doa dan tata caranya.kita harus tahu dulu apa itu hadast.  Hadast besar adalah hadast yang disebabkan oleh Bersetubuh, Keluarmani, haid, nifas, dan melahirkan. Hadast besar dapat dihilangkan dengan mandi junub / janabat / mandi wajib / mandi hadast besar. Hukum mandi besar adalah wajib. Berikut ini adalah penjelasan mengenai pengertian mandi, sebab-sebab harus mandi besar dan tata cara mandi sesuai dengan sya'riat. 

A. PENGERTIAN MANDI

Mandi yang dalam reteratur Bahasa ‘Arab Al-ghoslu/ الغسل mempunyai dua arti, yaitu arti menurut bahasa dan istilah.
Mandi / الغسل menurut bahasa adalah mencucurkan air pada secara mutlak. Sedangkan ghoslu menurut istilah adalah :

سيلان الماء على جميع البدن مع النية ( مغنى المحتاج : ج 1/68 )

“ Mencucurkan/mengalirkan air atas seluruh badan dengan disertai niat “ [ Mughni Muhtaj : I/ 68]

B. DASAR HUKUM MANDI

Dasar hukum disyariatkannya mandi adalah firman Allah :

وإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَرُوْا ﴿ النساء: 43
“ Dan jika kalian dalam keadaan sedang junub, maka bersucilah ( mandilah )[ QS : An-Nisa’ : 43]

Ayat ini mengandung perintah untuk mensucikan ( bermandi ) seluruh badan, kecuali sesuatu anggota badan yang sulit untuk dibersihkannya seperti biji mata, karena dengan membersihkannya justru akan menimbulkan madhorot. [Fiqhul Islam waadillatuhu I/359]

C. HIKMAH MANDI

Perlu kita maklumi bersama bahwa setiap ada perintah baik wajib maupun sunah sudah pasti ada hikmah yang terkandung di dalamnya. Begitupun dengan mandi ada hikmahnya. Diantara hikmahnya itu adalah :

* Halalnya sesuatu yang tadinya haram dengan sebab hadast;
* Mendapatkan pahala, karena melaksanakan perintah Allah;
* Mendekatkan diri ( taqorrub ) pada Allah

D. SEBAB-SEBAB MANDI

Sebab-sebab mandi ini artinya sesuatu hal yang mewajibkan mandi yang sering dikenal dikalangan ulama fiqh dengan sebutan hadast akbar. Artinya hadast yang banyak hal-hal yang diharamkan karenanya yang akan disebutkan nanti atau dikarenakan cara menghilangkannya harus membasuh seluruh badan. Sebagaimana mereka menyebut hal-hal yang mewajibkan wudhu disebut dengan hadast kecil, dikarenakan cara menghilangkannya hanya membasuh dan mengusap pada bagian anggota badan tertentu atau dikarenakan hal-hal diharamkannya tidak sebanyak atau seberat hadst besar.
Jika ada hal-hal berikut ini seseorang harus dimandikan (orang yang meninggal dunia selain yang syahid) atau mandi.

Berikut adalah hal-hal yang mewajibkan mandi yang berjumlah lima hal :

1. Kematian.
Kematian adalah tidak adanya kehidupan pada seseorang yang disebabkan karena terlepasnya ruh dari jasad. Apabila hal ini sudah berada pada seorang muslim yang bukan karena mati syahid ,maka wajib dimandikan. Hal ini sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadist: yang mana Nabi Muhammad SAW berkata, ketika ada seseorang yang terjatuh dari kendaraannya (kuda) kemudian dia terjatuh :

عَنْ إِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ الله ُعَنْهُ قَالَ: قَالَ النَّبِيّ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ :(( اِغْسِلُوْهُ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ وَكَفِّنُوْهُ فِى ثَوْبَيْنِ )) متفق عليه
“ Dari Ibnu Abaas RA telah berkata : Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW telah bersabda : Basuhlah ( mandikanlah ) dia dengan air dan bubuk kayu bidara. Dan kafanilah dia dalam balutan dua baju “ .HR Bukhori muslim.

Dari hadist di atas jelaslah ada perintah memandikan yang menunjukan adanya kewajiban untuk memandikan orang yang sudah meninggal dunia.

2. Keluar mani ( Sperma )

Keluar sperma merupakan salah satu yang mewajibkan mandi, jika sperma itu memang sperma yang keluar dari dirinya sendiri pada yang pertama kali, baik dari tempat biasanya seperti kemaluan laki-laki atau wanita ataupun bukan dari tempat biasanya seperti tulang rusuk atau kaki yang retak atau patah, walupun sperma itu keluarnya setelah selesai mandi, tetap saja wajib mandi lagi. Hal ini berdasarkan sebuah hadist :

عَنْ أُمِّ سَلْمَةَ رَضِيَ الله ُعَنْهَا قَالَتْ (( جَائَتْ اُمُّ سُلَيْمٍ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ : إِنَّ اللهَ لاَ يَسْتَحْيِي مِنَ الْحَقِّ هَلْ عَلَى اْلمَرْأَةِ مِنْ غُسْلٍ إِذَا هِيَّ احْتَلَمَتْ ؟ قَالَ : نَعَمْ إِذَا رَائَتِ الْمَاءَ )) متفق عليه
“ Dari Ummi Salamah RA telah berkata: Telah datang Ummi Sulaim kepada Rosulallah SAW , kemudian dia berkata Sesungguhnya Allah tidak akan mengangap malu dari kebenaran. Apakah atas wanita ada kewajiban mandi jinabat apabila dia bermimpi ? Beliau menjawab : ia wajib mandi jinabat jika melihat air ( sperma/ mani ) “, HR Bukhori Muslim

3. Bersetubuh

Yang dimaksud bersetubuh adalah masuknya kemaluan laki-laki pada yang berlubang ( kemaluan atau anus/dubur ) seorang wanita.
Dari definisi di atas para ulama menafsirkan arti persetubuhan itu secara luas dengan tafsiran sebagai berikut :
  • Baik disengaja ataupun tidak;
  • Berereksi atau tidak;
  • Disukai atau tidak;
  • Memakai pelapis seperti kondom atau tidak;
  • Mengeluarkan sperma/ejakulasi atau tidak;
  • Orang yang disetubuhinya hidup atau mati;
  • Yang disetubuhinya manusia ataupun binatang.

Hal ini didasarkan pada firman Allah :

وإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَرُوْا ﴿ النساء: 43 
“ …….Dan jika kalian terbukti dalam keadaan junub, maka bersucilah (mandilah ). QS Al=Maidah ;6)

Dan sebuah hadist sebagai berikut :

عن عائشة رضى الله عنها قالت :قال رسو ل الله صلى الله عليه وسلم :(( اذا جلس بين شعبها الاربع ومس الختان فقد وجب الغسل وفى رواية مسلم : وان لم ينـزل ))رواه البخارى 291

“ Dari Aisyah RA berkata : Telah bersabda Rosulallah SAW : Apabila seseorang telah duduk diantara cabang-cabang yang empat (dari badan wanita ) dan telah bersentuhan khitan dengan khitan yang lainnya, maka sunguh telah mewajibkan padanya akan mandi “ dalam satu riwayat Imam Muslim- walaupun tidak sempat mengeluarkan sperma. HR Bukhori 291

4.  Haid dan Nifas

Apabila seorang wanita telah benar-benar suci dari darah haid dengan cara meletakan kapas atau menempelkan pembalut lebih dalam pada kemaluannya, sedangkan kapas dan atau pembalut itu tetap putih, maka wajib baginya untuk bersuci dengan mandi jinabat. Hal ini didasarkan atas fiman Allah :

وَيَسْئَلُوْنَكَ عَنِ الْمَحِيْضِ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَـزِلُوْا النِّسَاءَ فى اْلمَحِيْضِ وَلاتَقْرَبُوْهُنَّ حَتَّى يَطْهُرْنَ فَاِذَا تَطَّهَّرْنَ فَأْتُوْهُنَّ (البقرة :222) 
Dan mereka bertanya padamu tentang darah haid. Katakanlah ia adalah ganguan, maka asingkanlah wanita diwaktu haid dan janganlah mendekatinya hingga mereka bersuci/ mandi .Maka apabila telah bersuci ( mandi ) datangilah/ setubuhilah mereka “ QS Al-Baqoroh : 222

Menurut Imam Nawawie dalam kitab Al-Majmu’ III/111” bahwa ayat ini menunjukan keharusan seorang istri menyerahkan diri untuk digauli. Hal ini tidak dibolehkan kecuali dengan mandi terlebih dulu. Disamping ayat di atas, ada lagi sebuah hadist :

عن عائشة رضى الله عنها قَالَتْ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِفَاطِمَةَ بِنْتِ أَبِى حُبَيْشٍ: (( إِذاَ أَقْبَلَتِ الْحَيْضَةُ فَدَعِى الصَّلاةَ وَإِذَا أَدْبَرَتْ فَاغْتَسِلِى وَصَلِّى )) متفق عليه 

“ Dari Aisyah RA telah berkata : Rosulallah SAW telah bersabda kepada Fatimah binti Abi Hubaisy “, Apabila datang haid maka tinggalkanlah sholat. Dan apabila darah haid itu telah berlalu ( suci ), maka mandilah dan sholatlah “, HR Bukhori Muslim

Disamping firman Allah dan Hadist di atas, juga ijma’ ulama “ mewajibkan mandi dengan sebab terputusnya darah haid/ sucinya darah “. Di antara ulama itu Ibnu Munjir, Ibnu Jarir at Thobari.

Adapun Darah nifas, maka apabila sudah terputus/ suci, maka wajib pula wanita bersuci/ mandi, karena darah nifas adalah kumpulan darah haid yang tidak keluar selama wanita hamil dan juga diharamkan bagi wanita yang nifas, sholat, berpuasa dan bersetubuh. Oleh karena itu diwajibkan mandi jika akan melakukan yang di atas.[ Al-Majmu’ 3/110]

Sebab - sebab yang mewajibkan mandi Junub adalah:
  • Bersetubuh 
  • Keluar air mani (baik karena bersetubuh maupun karena mimpi atau sebab lainnya)
  • Mati yang bukan Syahid (Orang mati syahid tidak wajib dimandikan)
  • Selesai haid (menstruasi)
  • Selesai Nifas
Tata Cara dan Doa Mandi Wajib 
  • Membaca Basmalah ("Bismillahir rahmaanir rahiim pada saat akan mulai mandi.
  • Berwudhu / membasuh anggota wudhu (sebelum mandi) seperti wudhu hendak sholat, untuk bilangannya spt wudhu mau sholat.
  • Mendahulukan yang kanan dari pada yang kiri.
  • Untuk doa mandi wajib kami belum mendapat keterangan yang sharih. jadi alangkah baiknya ketika hendak mandi kita tidak lupa menbaca basmallah. ("Bismillahir rahmaanir rahiim).
Demikianlah Ulasan mengenai Tata cara dan doa mandi wajib, semoga bermanfaat. terimakasih.



Doa Nurbuat-Nurbuwat-Nurun-Nubuwah-Cahaya Kenabian

$
0
0
Doa Nurbuat – Sobat budiman kali ini admin akan sedikit mengulas mengenai doa nurbuat katanya doa ini mengandung khasiat yang sangat banyak dan dahsyat sekali. dana ada orang yang sudah membuktikan khasiat, fadhilah dan manfaat dari doa Nurbuwat ini. 

Sebelum membicarakan khasiatnya, kita lihat dulu redaksi bacaan doa nurbuwat ini beserta cara pengamalannya.

اللَّهُمَّ ذِى السُّلْطَانِ العَظِيم وَذِى الـمَنِّ القَدِيم وَذِى الوَجْه الكَرِيم وَوَلِيِّ الكَلِمَات التآمات وَالدَّعَوَاتِ الـمُسْتَجَبَات عَاقِلِ الحَسَنِ والحُسَينِ من انفس الحق عين القدرة والناظرين وعين الجن والإنس والشياطين. وَإِن يَكَادُ الذِّينَ كَفَرُوا لَيُزْلِقُونَكَ بِأَبصَارِهِم لما سمعوا الذكر ويقولون إنه لمجنون وماهو الا ذكر للعالمين ومُستجابُ القرآن العظيم وورث سليمان داود عليهما السلام الودود ذو العرش المجيد طَوِّلْ عُمْرِي وصحح جسدي واقض حاجتي واكثر اموالي واولادي وحببني للناس اجمعين وتباعد العداوة كل من بني آدم عليه السلام من كان حيا ويحق القول على الكافرين انك على كل شيء قدير سبحان ربك رب العزة عما يصفون.والسلام على المرسلين والحمد لله رب العالمين.


Doa dimulai dengan bacaan BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM. Diteruskan dengan ALLAAHUMMA DZIS SULTHAANIL ‘AZHIM, WA DZIL MANNIL QADIIM, WA DZIL WAJHIL KARIIM, WA WALIY YIL KALIMAATI TAAMMAATI WAD DA’AWAATIL MUSTA JAABAH, ‘AAQILIL HASANI WAL HUSAINI MIN ANFUSIL HAQQI ‘AINIL QUDRATI WAN NAAZHIRIINA WA’AINIL INSI WAL JINN, WA IN YAKAADUL LADZIINA KAFARUU LI YUZLIQUUNAKA BI ABSHAARIHIM LAMMAA SAMI’UDZ DZHIKRA, WAYAQUULUUNA INNAHUU LAMAJNUUN, WA MAA HUWA ILLAA DZIKRUL LIL ‘AALAMIIN. WA MUSTAJAABU LUQMAANIL HAKIIM. WA WARITSU SULAIMAANABNI DAAWUDA ‘ALAIHI WAS SALAAM.


AL-WADUUD (tujuh kali AL WADUUD) …………………….(Sebutkan keinginan dalam hati kepada Allah s.w.t.)

Lanjutkan dengan membaca…. DZUL’ARSYIL MAJIID. THAWWIL ‘UMRII WA SHAHHIH AJSAADII WAQDHI HAAJATII WAKTSIR AMWAALII WA AULAADII WAJ ALNI HABBIBAN LIN NAASI AJMA’J IN. WA TABBA’ADIL’ADAAWATA KULLA MIMBANII AADAMA ‘ALAIHIS SALAAM. MAN KAANA HAYYAUW WA YAHIQQAL QAULU ‘ALAL KAAFIRIIN. WA QUL JAA AL HAQQU WA ZAHAQAL BAATHIL, INNA BAATHILA KAANA ZAHUUQAA. WA NUNAZZI LU MINAL QUR’AANI MAA HUWA SYIFAAUW WARAHMATUL LIL MUKMINIIN. WA LAA YAZIIDUZH ZHAALIMIINA ILLAA KHASAARAA. SUBHAANA RABBIKA RABBIL ‘IZZATI ‘AMMAA YASHIFUUN, WA SALAAMUN ‘ALAL MURSALIIN, WAL HAMDU LIL LAAHI RABIIL ‘AALAMIIN”.


“Ya Allah, Zat Yang memiliki kekuasaan yang agung, yang memiliki anugerah yang terdahulu, memiliki wajah yang mulia, menguasai kalimat-kalimat yang sempurna, dan doa-doa yang mustajab, penanggung Hasan dan Husain dari jiwa-jiwa yang haq, dari pandangan mata yang memandang, dari pandangan mata manusia dan jin. Dan sesungguhnya orang-orang kafir benar-benar akan menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, ketika mereka mendengar Al-Quran dan mereka berkata: “Sesungguhnya (Muhammad) benar-benar orang yang gila, dan al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan bagi seluruh umat. Dan yang mengijabahi Luqmanul hakim, dan Sulaiman telah mewarisi Daud a.s. Alwadud (Allah adalah Zat Yang Maha Pengasih) (tujuh kali Alwadud)………………(sebutkan hajat di hati kepada Allah) yang memiliki singgasana yang Maha Mulia, panjangkanlah umurku, sihatlah jasad tubuhku , kabulkan hajatku, perbanyakkanlah harta bendaku dan anakku (pengikutku), cintakanlah semua manusia dan jauhkanlah permusuhan dari anak cucu Nabi Adam a.s., orang-orang yang masih hidup (dihatinya) dan semoga tetap ancaman siksa bagi orang-orang kafir. Dan katakanlah : “Yang haq telah datang dan yang batil telah musnah, sesungguhnya perkara yang batil itu pasti musnah”. Dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan Al-Quran tidak akan menambah kepada orang-orang yang berbuat aniaya melainkan hanya kerugian. Maha Suci Allah Tuhanmu Tuhan Yang Maha Mulia dari sifat-sifat yang di berikan oleh orang-orang kafir. Dan semoga keselamatan bagi para Rasul. Dan segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam.”

Katanya Doa ini disampaikan kepada Nabi oleh Malaikat Jibril pada suatu pagi ketika Nabi sedang duduk bersama para sahabat selepas solat subuh. Doa Nurbuwat atau disebut juga doa Nurun Nubuwwah ini banyak sekali faedahnya bila dibaca dan diamalkan. Dan apabila tidak dapat membaca atau tidak hafal, maka cukuplah ditulis, kemudian tulisan tersebut disimpan dalam rumah, maka Allah akan senantiasa memberikan perlindungan kepada penghuni rumah itu.

Ini bisa disebut doa multifungsi karena memiliki khasiat yang sangat banyak. Manfaat lainnya adalah:

1. Rasulullah s.a.w. bersabda: “Barangsiapa yang ingin berjumpa dengan para nabi, bacakan 100 kali doa ini, kemudian tidur, insya-Allah akan bermimpi berjumpa dengan para nabi dan siapa yang rajin mengamalkan doa ini, maka orang yang memandangnya akan timbul kasih dan sayang. Jika kamu ingin di muliakan orang lain, bacalah doa ini.”

2. Jika dibaca pada malam hari, seluruh malaikat akan turun dari langit memohonkan ampun untuk orang yang membacanya. Sehingga doa ini akan menjadi penyelamat siksa neraka, selamat dunia akhirat dan terhindar dari godaan syaitan.

3. Doa memohon kekayaan. Kepada orang yang ingin banyak kekayaan, doa ini hendaklah baca 100 kali pada malam Jumat. Tanamkan kunyit dalam tanah di suatu tempat yang tersembunyi dan sepi yang Anda sendiri yang mengetahuinya.

4. Doa untuk memohon kenaikan level atau tingkatan spiritual. Misalnya, seseorang awam yang ingin jadi waskita dalam soal agama bahkan yang ingin menjadi wali Allah. Dengan membaca doa ini insya-Allah mendapatnya. Dan jika ada jin yang ingin menjadi manusia, dengan berkat doa ini insya-Allah jadilah dia manusia.

5. Jika ada binatang piaraan yang liar, dengan dibacakan padanya, insya-Allah binatang itu akan menjadi jinak dan sempurna sifatnya. Jika dibaca pada binatang buas, insya-Allah ia akan tunduk.

6. Siapa membaca sekali ketika matahari hampir terbenam, Allah akan mengampuni segala dosanya dan melindunginya dari tenung dan sihir.

7. Jika anda ada musuh, bacakan doa ini, insya-Allah musuh akan berubah menjadi teman yang menyayangi kita. Jika akan berangkat ke medan perang, bacakan doa ini, insya-Allah tidak di kejar musuh, sebaliknya musuh akan bercerai-berai.

8. Jika ada orang yang diganggu hantu, syaitan, jin, kerasukan makluk halus, pingsan “semaput” atau gila, bacakan doa ini pada minyak dan sapukan pada orang tersebut. Bilamana doa Nurun Nubuwwah ini ditulis pada kertas lalu tulisan tersebut di letakkan pada tanaman, Insya Allah tanaman tersebut akan selamat dari hama, apabila di letakkan pada tempat-tempat yang menakutkan atau pada tempat-tempat yang ditempati syaitan atau iblis, jin atau hantu dan segala macam jenis makhluk halus, maka dalam waktu singkat mereka akan bubar dan minggat tanpa kembali lagi.

9. Bilamana anda ingin mendatangkan raja jin, maka bacalah doa ini sebanyak seratus kali dalam keadaan tidak berhadas (suci), baik suci badan dan tempat, kemudian masuk ditempat yang sepi pada malam Jumaat. Insya’ Allah anda akan dijumpai oleh si raja jin itu.

10. Untuk menyembuhkan orang sakit, baca doa ini pada minyak (minyak kelapa / sawit wijen), kemudian sapukan pada tempat yang sakit, Insya’ Allah akan lekas sembuh. Jika ada wanita yang sukar bersalin, bacakan doa ini pada dalam mangkuk putih, minumkan itu, insya-Allah bayinya akan cepat lahir. Jika ada orang sakit mata, bacakan doa ini dan hembuskan pada matanya, insya- Allah lekas sembuh. Apabila ada orang digigit ular, kena bisa, racun atau penyakit lain, bacakan doa ini pada tempat yang luka atau tempat yang sakit, insya-Allah lekas sembuh.

11. Andainya anda ingin mendekati pembesar negara/orang berkedudukan tinggi baca doa ini, insya-Allah semua keperluan anda akan dikabulkan.

12. Jika ingin kuat berjalan, bacakan pada daun sirih, kemudian usapkan daun itu dari kepala sampai ke ujung kaki, insya-Allah anda akan kuat berjalan.

13. Jika anda dalam perjalanan dan ada tanda akan hujan, bacakan doa ini, insya- Allah tidak jadi hujan.

14. Jika anda hendak melamar seseorang wanita, berpuasalah sehari dan jangan tidur pada malamnya. Bacakan doa ini terus-menerus di tempat sunyi. Insya-Allah lamaran anda diterima.

15. Air asin menjadi tawar. Bilamana pergi belayar naik perahu, kemudian disitu anda kehabisan minum, maka bacalah doa ini pada laut, Insya’Allah laut yang asin itu berubah menjadi tawar dan bisa diminum.

16. Terhindar dari kekufuran. Bilamana anda membaca doa ini pada malam Jumat sebanyak lima puluh kali, Insya’Allah akan terhindar dari kekufuran, bid’ah dan dijauhkan dari perbuatan buruk.

17. Bila dibacakan 100 kali pada malam Sabtu, anda akan diperlihatkan keajaiban. Apabila dibaca pada malam minggu, insya-Allah akan awet muda. Apabila dibaca pada malam Senin, Allah akan memberikan keselamatan. Bila dibaca pada malam Selasa, akan menjadi kuat. Kalau dibaca pada malam Rabu, gigi menjadi teguh. Apabila dibaca pada malam Kamis akan mempercantik wajah.

Sebelum kita mengamalkan doa nurbuar diatas. alangkan baiknya kita simak dulu doa tersebut dengan seksama  Silahkan simak dibawah ini: 

Ada banyak kejanggalan dalam doa nurbuat, diantaranya:

1. Kesalahan dalam tata bahasa
Teks bagian awal doa ini tidak sesuai dengan kaidah nahwu (tata bahasa Arab). Teks yang keliru:

[اللَّهُمَّ ذِى السُّلْطَانِ]

seharusnya, dibaca

[ذَا]

dengan hurup alif bukan

[ذِى]

Karena Munada Mudhaf harusnya mansub bukan majrur. Namun, anehnya, kesalahan semacam ini terjadi secara berulang-ulang, yaitu di bagian ma’thufnya.
Teks

[وَذِى الـمَنِّ القَدِيم]

seharusnya

[وَذَا الـمَنِّ القَدِيم]

Teks

[وَذِى الوَجْه الكَرِيم]

seharusnya

[وَذَا الوَجْه الكَرِيم]

Teks

[وَوَلِيِّ الكَلِمَات التآمات]

seharusnya

[وَوَلِيَّ الكَلِمَاتِ التآمَاتِ]

dengan harakat fathah.

2. Susunan kalimat yang tidak sistematis dan tidak memiliki kaitan.
Di bagian awal doa, isiny memuji Allah, kemudian tiba-tiba dikutip ayat:

وَإِن يَكَادُ الذِّينَ كَفَرُوا لَيُزْلِقُونَكَ بِأَبصَارِهِم…

“Hampir saja orang-orang kafir hendak menjatuhkanmu dengan pandangan mata mereka.”
Ayat ini menceritakan tentang sikap orang kafir yang hendak menyerang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan penyakit ‘ain (penyakit karena pandangan hasad). Sehingga mereka bisa membunuh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari jauh.
Jika kita perhatikan, ayat ini tidak memiliki keterkaitan langsung ayat ini dengan pujian untuk Allah dalam bait sebelumnya.

3. Isi permintaan yang tidak tepat
Dalam doa tersebut ada permintaan:

[طَوِّلْ عُمْرِي]

Panjangkanlah umurku. Umur panjang secara mutlak bukanlah hal yang terpuji. Karena umur panjang belum tentu berkah. Lebih tepat jika meminta keberkahan umur bukan meminta umur panjang. Sebagaimana yang dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika mendoakan Anas bin Malik:

اللَّهُمَّ أَكْثِرْ مَالَهُ وَوَلَدَهُ ، وَبَارِكْ لَهُ فِيمَا أَعْطَيْتَهُ

“Ya Allah, perbanyaklah harta dan anaknya, serta berkahilah apa yang engkau karuniakan padanya.” (HR. Bukhari no. 6334 dan Muslim no. 2480)
Nabi tidak mendoakan secara mutlak, tapi beliau iringi dengan doa keberkahan.
Syekh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin pernah ditanya tentang hukum memberikan ucapan “semoga panjang umur” Syekh mejawab, Tidak selayaknya mengucapkan “semoga panjang umur” secara mutlak, tanpa diikuti dengan kriteria yang lain. Karena panjang umur terkadang baik dan terkadang buruk. Padahal, manusia terjelek adalah orang yang panjang umurnya dan jelek amalnya. Oleh karena itu, andaikan ucapan yang disampaikan, “Semoga Allah memanjangkan usiamu di atas ketaatan” atau yang semacamnya maka ini tidak mengapa. (Fatawa as-Syimaliyah, Hal. 24)

4. Keutamaan yang terlalu berlebihan
Para aktivis pembaca doa ini menceritakan bahwa doa nurbuat memiliki banyak keutamaan. Namun, kebanyakan keutamaan tersebut, hanya terkait kesenangan dunia. Padahal prinsip doa yang diajarkan syariat lebih banyak untuk kepentingan akhirat. Kalaupun isinya memohon kebaikan dunia, pasti juga diiringi dengan permohonan kebaikan akhirat. 

Diantara keutamaan yang aneh pada doa ini:
  • Dapat bertemu dengan Jin, bisa merubah rupa.
  • Dapat disayangi oleh musuh, jika dibaca ketika hendak keluar rumah.
  • Dapat menjadi penjaga rumah dari gangguan jin, sihir, santet dan bahaya lainnya, jika ditulis lalu disimpan di dalam rumah. (Mungkin inilah yang melatar-belakangi kebiasaan orang yang menggantung jimat di depan rumah).
  • Dapat memperlihatkan hal-hal yang indah, jika dibaca 100 kali pada malam Sabtu.
  • Dapat awet muda jika dibaca setiap malam Minggu.
  • Dapat menjadikan wajah tampak lebih tampan/cantik jika dibaca setiap malam Kamis.
  • Dan masih banyak keutamaan lainnya, yang semuanya mungarah pada kerakusan terhadap dunia. (http://www.konsultasisyariah.com/)

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak mungkin doa nurbuat berasal dari ajaran Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu kita tidak diperbeolehkan untuk mengamalkannya, Sejauh ini admin juga blm menemukan dalil-dalil yang shohih yang dapat di jadikan hujjah. Semoga bermanfaat terimakasih. 

Bacaan Doa Untuk Orang Sakit

$
0
0
Doa Untuk Orang Sakit . Sahabat Budiman kali ini admin akan sedikit berbagi mengenai doa untuk orang sakit yang diajarkan Rosullullah SAW.  Jadi anda tidak perlu khawatir, penyakit yang anda derita saat inipun pasti bisa sembuh, asal Anda mau bersungguh-sungguh berdoa memohon kesembuhan kepada Allah Swt., dengan menggunakan doa dan zikir yang telah diajarkan oleh Rasulullah saw. Kita simak penjelasan dibawah ini:

Ibnul Qayyim sudah mengatakn bahwa penyakit itu ada dua macam: Penyakit badan dan penyakit hati, kedua-duanya disebutkan dalam Al-Quran:

“Dalam hati mreka ada penyakitt, lalu Allah menambahkan penyakittnya” (QS. AL-Baqarah 10).

Dia juga kemudian berfirman bahwa “Dan Supayaa orang-orang yang didalamm hatinya ada penyakitt dan orang-orang kafir (mengatakan), ‘Apakah yang dikehendakii Allah dengan bilangann ini sebagai perumpamaann”(QS. Al-Muddatstsir:31)

Sementara mengenai penyakit badan atau fisik, Allah Ta’ala berfirman, “Tidak ada halangan bagi orang buta, tidak juga bagi orang pincang, serta tidak pula bagi orang sakit”(QS. an-Nuur 61).

Penyakit fisik ini disinggung berkenaan pelaksanaan ibadah haji, puasa, dan wudhu karena rahasia yang unik yang menjelaskan keagungan Al-Quran. Dan dengan berpegang padanya, orang yang memahami dan memikirkannya tidak lagi membutuhkan yang lain. Hal itu tidak lain karena kaidah pengobatan badan itu ada tiga:
1. Menjaga kesehatan
2. Menghindari penyakit, dan
3. Tidak mengonsumsi bahan-bahan yang dapat merusak kesehatan.

Nah, berdasarkan apa yang diterangkan diatas maka kita bisa memahami bahwa doa itu berperan untuk menyembuhkan orang sakit.
Doa untuk orang sakit

Berikut ini hadis yang diriwayat  oleh Bukhari dan muslim yang berkenaan dengan cara berdoa untuk orang yang sakit:

“Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau mmengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernahh meminta perlindungan kepada Allah untuk aanggota keluarganya. Beliau mmengusap dengan tangan kanannyaa dan berdoa”

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ وَاشْفِهُ وأَنْتَ الشَّافِي لاَ شِفَآءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا

ALLAHUMMA RABBANNAASI ADZHIBIL BA’SA WASY FIHU. WA ANTAS SYAAFI, LAA SYIFAA-A ILLA SYIFAAUKA, SYIFAA-AN LAA YUGHAADIRU SAQOMAA

Artinya: “Ya Allah, Rabb manusia, hhilangkanlah kesusahan dan berillah dia kesembuhan, Engkau Zatt Yang Maha Menyembuhkan. Tidak ada kkesembuhan kecuali kesembuhan ddari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggallkan penyakit lain” (HR Bukhari dan Muslim).

Di riwayat yang lainnya, sebagaimana diriwayatkan oleh Muslim yaitu:

Dari Abu ‘Abdillah ‘Utsman bin Abil ‘Ash radhiyallahu ‘anhu, dia mengadukann kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang rasaa sakit yang ada pada dirinyaa. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkatta kepadanya: “Letakkannlah tanganmu di atas ttempat yang sakit dari tubuhmuu, lalu bacalah sebanyakk tiga kali

بِسْمِ اللهِ
BISMILLAH

Artinya: Dengan menyebutt nama Allah
kemudian bacalah sebanyakk tujuh kali:

أَعُوذُ بِعِزَّةِ اللهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ

A’UUDZU BI ‘IZZATILLAHI WA QUDRATIHI MIN SYARRI MAA AJIDU WA UHAADZIRU

Artinya: “Aku berlindungg dengan keperkasaan Allah dan kekuasaann-Nya, dari kejelekan yang aku rrasakan dan yang aku khawatirrkan” (HR. Muslim)

Demikianlah ulasan mengenai cara rasulullah saw dalam berdoa untuk orang sakit, mudah-mudahan bermanfaat dan anda semuanya bisa mengemalkannya. Terimakasih

Doa Akhir Dan Awal Tahun

$
0
0
Doa Akhir dan Awal Tahun. Sahabat Budiman Salah satu amalan ibadah yang sangat masyhur di masyarakat dalam menyambut tahun baru hijriyah adalah bacaan doa berjamaah pada setiap akhir dan awal tahun Hijriah. Doa akhir tahun dibaca sesudah shalat ‘Ashar, sedangkan awal tahunnya dibaca sesudah shalat maghrib. Berikut doanya: 


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ اَللَّهُمَّ مَا عَمِلْتُ فِى هَذِهِ السَّنَةِ مِمَّا نَهَيْتَنِى عَنْهُ فَلَمْ اَتُبْ مِنْهُ وَلَمْ تَنْسَهُ وَحَلِمْتَ عَلَىَّ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِى وَدَعَوْتَنِى اِلَى التَّوْبَةِ بَعْدَ جَرَا ئَتِى عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّى اَسْتَغْفِرُكَ فَغْفِرْلِى وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَاهُ وَوَعَدْتَنِى عَلَيْهِ الثَّوَابَ فَاَسْأَلُكَ اَللَّهُمَّ يَاكَرِيْمُ يَاذَ الْجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ اَنْ تَتَقَبَّلَهُ مِنِّى وَلاَ تَقْطَعَ رَجَائِى مِنْكَ يَاكَرِيْمُ وَصَلَى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ


Dengan menyebut asma Alloh Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Semoga Alloh tetap melimpahkan rahmat dan salam kepada junjungan dan penghulu kita Muhammad beserta keluarga dan sahabat beliau.

Ya Alloh ! Apa yang saya lakukan pada tahun ini tentang sesuatu yang Engkau larang aku melakukannya, kemudian belum bertaubat, padahal Engkau tidak meridloi (merelakannya), tidak melupakannya dan Engkau bersikap lembut kepadaku setelah Engkau berkuasa menyiksaku dan Engkau seru aku untuk bertaubat setelah aku melakukan kedurhakaan kepada MU, maka sungguh aku mohon ampun kepada MU, ampunilah aku !

Dan apapun yang telah aku lakukan dari sesuatu yang Engkau ridloi dan Engkau janjikan pahala kepadaku, maka aku mohon kepada MU ya Alloh, Dzat Yang Maha Pemurah, Dzat Yang Maha Luhur lagi Mulia, terimalah persembahanku dan janganlah Engkau putus harapanku dari MU, wahai Dzat Yang Maha Pemurah!

Berikut ini adalah hadits-hadits tentang doa


Sesungguhnya doa termasuk amal ibadah yang sangat mulia. Bahkan termasuk inti dari ibadah. “Sesungguhnya doa adalah ibadah.” (HR. Ahlus Sunan kecuali al-Tirmidzi)

“Tidak ada sesuatu yang lebih mulia bagi Allah daripada doa.” (HR. Ibnu Hibban dan al-hakim dari Abu Hurairah)

Namun mengikat ibadah doa dengan bacaan, tatacara dan waktu tertentu, sehabis Ashar dan ba’da magrib pada akhir dan awal tahun, tidak memiliki dasar perintah khusus. Maka kita tidak boleh mengikat ibadah doa dengan waktu tersebut karena Al-Qur’an atau sunnah shahihah tidak ada yang menyebutkan mengenai printahnya secara umum di akhir dan awal tahun, tentang tatacaranya, jumlahnya, waktu dan tempatnya.

Memang ada riwayat yang dijadikan sandaran oleh orang-orang yang meyakini adalah ibadah yang utama dengan pahala dan keutamaan tertentu. Di antara berdalil yang dijadikan sandaran adalah beberapa riwayat tentang fadilah membaca doa tersebut, antara lain sebagai berikut:

“Barangsiapa membacanya syaitan akan berkata: Kami telah penat letih bersamanya sepanjang tahun, tetapi dia (pembaca doa berkenaan) merusak amalan kami dalam masa sesaat (dengan membaca doa tersebut).”

Mengenai nas hadits tersebut, Jamaluddin Al-Qasimy menerangkan riwayat ini tidak terdapat dalam kitab-kitab hadits shahih, dan tidak juga di dalam kitab-kitab hadits maudhu’ (palsu). (Islahul Masajid: 108). Maka nas di atas tidak pernah diucapkan oleh Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam. Kenyataannya, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam, para shahabat dan para tabiin tidak pernah mengamalkan doa tersebut.

Ini telah diakui oleh beberapa ulama seperti Abu Syamah (seorang ulama Syafi’iyah wafat pada tahun 665H), Muhammad Jamaluddin Al-Qasimiy (Islahul Masajid:129), Muhammad Abdus Salam As-Shuqairy (As-Sunan wal-Mubtadaa’at:167), dan DR. Bakr Abu Zaid (Tashihhud Doa:108), yang menegaskan bahwa “Doa awal dan akhir tahun” tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah SA, para shahabat, tabiin, atau tabi’ut tabiin.‎

Di dalam hal ini kita haruslah berhati-hati, karena seseorang yang telah mengetahui bahwa derajat hadits itu palsu tetapi tetap meriwayatkannya sebagai hadits, maka ia akan termasuk dalam ancaman Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam:‎ “Barangsiapa berdusta atasku dengan sengaja, maka hendaknya ia menempati tampat duduknya di Neraka.” (HR. Bukhari)

Dalam hadits yang lain pula, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda:‎ "Barangsiapa yang meriwayatkan dariku sepotong hadits sedangkan dia tahu bahwa hadits itu palsu, maka dia adalah salah seorang pembohong.” (HR. Muslim dalam Muqaddimah Shahihnya: I/62)

Kemudian, ada sebahagian golongan pula yang berdalih bahwa doa tersebut sebenarnya adalah sebagian dari amalan para salafus shalih karena fadilah doa tersebut diterangkan dalam kitab “Majmu’ Syarif”, tetapi bukan di dalam bentuk hadits.

Perkara ini sangatlah menyesatkan dan berbahaya, karena di antara fadilah doa tersebut diriwayatkan bahwa akan diampuni dosa-dosanya setahun yang lalu dan konon syaitan akan berkata: “Kami telah penat letih bersamanya sepanjang tahun, tetapi dia merusak amalan kami dalam masa sesaat (dengan membaca doa tersebut).”

Ini semua adalah perkara-perkara gaib yang tidak boleh diimani kecuali daripada sumber wahyu yaitu Al-Qur’an atau Sunnah. Oleh karena, Al-Qur’an dan Sunnah tidak menyebutkan fadilah-fadilah tersebut, maka bagaimanakah boleh seseorang mengetahui bahwa syaitan berkata demikian dan sebagainya dan beriman dengannya? di kutip dari (www.voa-islam.com/).

Silahkan baca doa yang diajarkan Rosululloh SAW. 

Doa awal bulan 

Demikianlah ulasan mengenai Doa awal dan akhir tahun. Sebelum kita mengamalkan doa kita harus bener-bener tahu apakah doa tersebut diajarkan rosululloh ataukah bukan. admin yakin bahwa anda semuanya lebih bijak dalam memilih mana yang harus diamalkan dan mana yang harus di tinggalkan.  terimakasih

Bacaan Doa Untuk Orang Tua

$
0
0
Doa untuk orang tua. Sahabat Budiman Orang Tua atau Ibu dan Bapak merupakan orang yang paling berjasa terhadap kita sebagai anaknya, terlebih lagi peran seorang ibu yang sudah mengandung kita di dalam perutnya selama 9 bulan. Jasa-jasa kedua orang tua tidak akan pernah terhitung oleh kita, walaupun kita sering merengek, berprilaku nakal akan tetapi mereka selalu sabar menghadapi kita. Kewajiban kita sebagai  seorang anak hendaknya senantiasa mendoakan kedua orang tuanya baik ia masih hidup maupun telah tiada. Seorang anak hendaknya mendokan segala kebaikan bagi kedua orang tuanya terutama kebaikan bagi kedua orang tua kita diakhirat berupa hidayah agar senantiasa Istiqomah di jalan Islam dan Sunnah. Berikut Doa yang dapat kita panjant kan untuk kedua orang tua kita berdasarkan Al Quran:
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ
Artinya :
“Tuhanku! ampunilah Aku, ibu bapakku.” (QS. Nuh : 28)



وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا

“Dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”. (QS. Al Isra : 24)


Doa yang lebih mashur dan banyak dikenal dikalangan kita mungkin gabungan dari kedua ayat tersebut yaitu:


اَللّهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَاكَمَارَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا

Artinya: “Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan Ibu Bapakku, sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku diwaktu kecil”.

Doa yang terakhir ini diambil dari kedua ayat sebelumnya yaitu QS.Nuh: 28 dan QS. Al Isra: 24, akan tetapi (wallohua’lam) untuk sumber doa apakah doa tersebut dipanjatkan pula oleh Rasululloh atau para Sahabat. 


Doa Nabi Ibrohim untuk Orang Tuanya

Nabi Iborohim ‘Alaihi salam merupakan salah satu nabi yang bisa kita jadikan tauladan bagi kita. Dalam Al Quran, Alloh Ta’ala mengabadikan do’anya pada surat Ibrahim ayat ke 41 yang artinya:

“Ya Rabb kami, ampunilah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mu’min pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)“. (QS. Ibrahim: 41)


Doa nabi Nuh untuk Orang Tuanya

“Ya Rabbi! ampunilah aku, ibu bapakku, orang yangmasuk ke rumahku dengan beriman dansemua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zhalim itu selain kebinasaan“. (QS. Nuh: 28)


Demikianlah ulasan mengenai Doa untuk orang tua semoga bermanfaat dan kita semuanya dapat mengamalkannya. Terimakasih

Kumpulan Hadist Nabi Tentang Menuntut Ilmu

$
0
0
Hadist Nabi Tentang Menuntut Ilmu. Sahabat budiman kali ini admin akan sedikit berbagi mengenai hadist tentang menuntut ilmu, mudah-mudah kita semuanya diberikan kemudahan dalam mencari ilmu, amien. 

Kumpulan Hadist Nabi Tentang Menuntut Ilmu


اطْلُبُوْا الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ إِلَى اللَّحْد 
“Carilah ilmu sejak bayi hingga ke liang kubur.”



مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ, وَمَنْ أَرَادَ الأَخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ, وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ 

"Barang siapa menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmunya ; dan barang siapa yang ingin (selamat dan berbahagia) di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmunya pula; dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula". (HR. Bukhari dan Muslim)


مَنْ خَرَجَ فِى طَلَبُ الْعِلْمِ فَهُوَ فِى سَبِيْلِ اللهِ حَتَّى يَرْجِعَ


Artinya : ”Barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah hingga ia pulang”. (HR. Turmudzi)


مٍطَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ 

Menuntut ilmu itu diwajibkan bagi setiap orang Islam” (Riwayat Ibnu Majah, Al-Baihaqi, Ibnu Abdil Barr, dan Ibnu Adi, dari Anas bin Malik)



مَْن سَلَكَ طَرِْيقًا َيلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا ِإلىَ اْلجَنَّةِ (رواه مسلم
Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga (HR Muslim)



مُجَالَسَةُ الْعُلَمَاءِ عِبَادَةٌ . (الديلمى )


“Duduk bersama para Ulama adalah ibadah.” (HR. Al-Dailami)




إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوْا ، قَالُوْا : يَارَسُوْلَ اللَّهِ ، وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ ؟ قَالَ : مَجَالِسُ الْعِلْمِ . (الطبرانى)

“Apabila kamu melewati taman-taman surga, minumlah hingga puas. Para sahabat bertanya,”Ya Rasulullah, apa yang dimaksud taman-taman surga itu?” Nabi SAW menjawab,”majelis-majelis ta’lim/ilmu.” (HR. Al-Thabrani)

إِنَّ مِنْ إِجْلاَلِ اللَّهِ ، إِكْرِامَ الْعِلْمِ وَ الْعُلَمَاءِ ، وَذِى الشَّيْبَةِ الْمُسْلِمِ ، وَإِكْرَامَ حَمَلَةَ الْقُرْاَنِ وَ أَهْلِهِ ، وَ إِكْرَامَ السُّلْطَانِ الْمُقْسِطِ . ( ابوداود والطوسى )


“Termasuk mengagungkan Allah ialah mengormati (memuliakan) ilmu, para ulama, orang tua yang muslim dan para pengemban Al-Qur’an dan ahlinya, serta penguasa yang adil (Abu Dawud, dan al-Thusiy)


مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ

“Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah kebaikan, niscana akan difahamkan tentang urusan agamanya.”


مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَطْلُبُ فِيهِ عِلْمًا سَلَكَ اللَّهُ بِهِ طَرِيقًا مِنْ طُرُقِ الْجَنَّةِ ، وَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ ، وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ وَالْحِيتَانُ فِي جَوْفِ الْمَاءِ، وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ، وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ ، وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ

“Barangsiapa menempuh suatu jalan dalam rangka mencari ilmu maka Allah akan tunjukkan baginya salah satu jalan dari jalan-jalan menuju ke surga. Sesungguhnya malaikat meletakan syap-sayap mereka sebagai bentuk keridhaan terhadap penuntut ilmu.Sesungguhnya semua yang ada di langit dan di bumi meminta ampun untuk seorang yang berilmu sampai ikan yang ada di air. Sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu dibandingkan dengan ahli ibadah sebagaimana keutamaan bulan purnama terhadap semua bintang. Dan sesungguhnya para ulama’ adalah pewaris para Nabi, dan sesungguhnya mereka tidaklah mewariskan dinar maupun dirham, akan tetapi mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambil bagian ilmu maka sungguh dia telah mengambil bagian yang berharga.”


عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ النَِّبيُ صلى الله عليه وسلم : لاَحَسَدَ إِلاَ فِي اثْنَتَيْنِ : رَجُلٌ أَتَاهُ اللهُ مَا لاً فَسُِّلطَ عَلىَ هَلَكِتهِ فيِ الَحقّ ِ, وَ رَجُلٌ أَتَاهُ اللهُ الْحِكْمةَ فَهُوَ يَقْضِى ِبهَا وَيُعَلِمُهَا (رواه البجاري)

Dari Abdullah bin Mas’ud r.a. Nabi Muhamad pernah bersabda :”Janganlah ingin seperti orang lain, kecuali seperti dua orang ini. Pertama orang yang diberi Allah kekayaan berlimpah dan ia membelanjakannya secara benar, kedua orang yang diberi Allah al-Hikmah dan ia berprilaku sesuai dengannya dan mengajarkannya kepada orang lain (HR Bukhari)


إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ : إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Apabila manusia telah meninggal dunia maka terputuslah semua amalannya kecuali tiga amalan : shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang mendoakan dia.” [HR. Muslim]
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ القُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

“Orang terbaik diantara kalian adalah orang yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya.”
إِنَّ مِنْ أَشَدِّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ القِيَامَةِ عَالِمٌ لَمْ يَنْفَعْهُ اللَّهُ بِعِلْمِهِ . ( البيهقي )

“Orang yang paling pedih siksaannya pada hari kiamat ialah seorang alim yang Allah menjadikan ilmunya tidak bermanfaat.” (al-Baihaqy)


تَنَاصَحُوْا فِى الْعِلْمِ ، وَلاَ يَكْتُمْ بَعْضُكُمْ بَعْضُا ، فَإِنَّ خِيَانَةً فِى الْعِلْمِ أَشَدُّ مِنْخِيَانَةٍ فِى الْمَالِ 

“Saling berlakulah jujur dalam ilmu dan jangan saling merahasiannya. Sesungguhnya berkhianat dalam ilmu pengetahuan lebih berat hukumannya dari pada berkhianat dalam harta.” (Abu Nu’ai)

Berikut ini adalah doa supaya mendapatkan ilmu yang bermanfaat :


اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا
“Ya Allah sesungguhnya saya minta kepada Engkau ilmu yang bermanfaat, rizqi yang baik dan amalan yang diterima.”

Demikianlah ulasan mengenai Kumpulan Hadist Nabi Tentang Menuntut Ilmu, Semoga bermanfaat sekaligus menambah wawasan keilmuan. terikamakasih

Bacaan Teks Surat Yasin dan Terjemahnya | Surah Yaasiin

$
0
0
Surah ke-36. 83 ayat. Makkiyyah



بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


س (١) وَالْقُرْآنِ الْحَكِيمِ (٢) إِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ (٣) عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (٤) تَنْزِيلَ الْعَزِيزِ الرَّحِيمِ (٥) لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَا أُنْذِرَ آبَاؤُهُمْ فَهُمْ غَافِلُونَ (٦) لَقَدْ حَقَّ الْقَوْلُ عَلَى أَكْثَرِهِمْ فَهُمْ لا يُؤْمِنُونَ (٧) إِنَّا جَعَلْنَا فِي أَعْنَاقِهِمْ أَغْلالا فَهِيَ إِلَى الأذْقَانِ فَهُمْ مُقْمَحُونَ (٨) وَجَعَلْنَا مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدًّا وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَأَغْشَيْنَاهُمْ فَهُمْ لا يُبْصِرُونَ (٩) وَسَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لا يُؤْمِنُونَ (١٠) إِنَّمَا تُنْذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَخَشِيَ الرَّحْمَنَ بِالْغَيْبِ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَأَجْرٍ كَرِيمٍ (١١) إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآثَارَهُمْ وَكُلَّ شَيْءٍ أحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُبِينٍ       (١٢)


Bacaan Teks Tasbih Lengkap

$
0
0
Bacaan Tasbih. Sahabat budiman, kali ini admin akan sedikit membahas mengenai tasbih, pasti anda semuanya sudah tahu apa itu tasbih, untuk mengingatkan kembali. Kata tasbih adalah bentuk masdar dari sabbaha-yusabbihu-tasbihan yang berasal dari kata sabh. Al-Ragib al-Asfahani dalam mengartikan kata sabh sebagai “berlari cepat di dalam air (berenang) atau di udara (terbang)”. Kata itu dapat dipergunakan untuk perjalanan bintang di langit, atau lari kuda yang cepat, atau kecepatan beramal. Dinamakan tasbih karena segera pergi untuk beramal dalam rangka menyembah Allah. Kata ini berlaku untuk melakukan kebaikan atau menjauhi kejahatan.

Tasbih sama dengan Subhanalloh, artinya maha suci Alloh. Ucapkanlah subhanalloh ketika kita melihat kekuasaan Alloh SWT. Contohnya ketika melihat sesuatu yang indah, ucapkanlah tasbih atau "subhanalloh". Ketika melihat kehebatan Alloh di alam, ucapkanlah Subhanalloh, dan yang lainnya.

Dan dibawah ini bacaan tasbih dan penjelasan mengenai ayat tasbih. 

BACAAN TASBIH 
  • Tasbih = Subhanalloh = Maha suci alloh
  • Takbir = Allohu Akbar = Alloh maha besar
  • Tahlil = Laa ilaaha illalloh = Tidak ada tuhan selain Alloh
  • Tahmid = Alhamdulillah = Segala puji bagi Alloh
  • Istigfar = Astagfirullohal 'adzim = Aku memohon ampun kepada Alloh yang maha agung.
  • Tasbih, tahmid, tahlil, takbir, dan istigfar harus senantiasa dilafalkan dan diucapkan atau diucapkan didalam hati. 


Ayat Ayat Dzikir

Ada beberapa ayat yang berkaitan dengan dzikir, berikut ini adalah ayat tentang dzikir : 
Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. (Al Ahzab 41-42)



Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat) -Ku. (Al Baqarah 152)
Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (Al Jumu’ah 10)



Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berzikirlah (dengan menyebut) Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara manusia ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia”, dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat. Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”.Mereka itulah orang-orang yang mendapat bahagian dari apa yang mereka usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya. (Al Baqarah 200-202)
Maka apabila kamu telah menyelesaikan salat (mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah salat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (An Nisa 103)



Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nya lah mereka bersujud. (Al A’raaf 205-206)


(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Ali Imran 191)


Dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang. Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang di malam hari. (Al Insan 25-26)


Setan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan setan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan setan itulah golongan yang merugi. (Al Mujadilah 19)


Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (Al A’raaf 55-56)


Hanya milik Allah asmaulhusna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaulhusna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (Al A’raaf 180)


Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina”. (Al Mukmin 60)
Dalil atau ketengaran mengena tasbih yang afdhol: 

Antara Menghitung Dzikir Dengan Jari Atau Tasbih

Dzikir yang dibaca oleh seseorang jika dihitung dengan jari-jari tangan kanan itu lebih afdlal. Karena hal itu yang dianjurkan oleh Rasulullah (Warid) dengan perkataan dan dengan perbuatannya sendiri. Sebagaimana diriwayatkan oleh ‘Abdullah ibn ‘Umar bahwa Rasulullah ketika bertasbih beliau menghitungnya dengan jari-jari tangan kanannya (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, al-Hakim dan al-Baihaqi dalam Sunan-nya).

Namun demikian, hal ini bukan berarti menghitung dzikir dengan sesuatu yang lain tidak boleh, walaupun memang yang lebih afdlal menghitung dengan jari-jari tangan. Dengan dalil bahwa suatu ketika Rasulullah mendapati salah seorang istrinya yang bernama Shafiyyah meletakkan empat ribu biji kurma dihadapannya yang ia gunakan untuk menghitung tasbihnya (HR. at-Tirmidzi, al-Hakim, ath-Thabarani dan lainnya). Dalam hadits ini Rasulullah tidak melarang, serta tidak mengingkari perbuatan Shafiyyah tersebut. Rasulullah hanya menunjukkan kepada Shafiyyah terhadap yang lebih mudah dan lebih afdlal, seperti yang telah kita kemukakan di atas dengan dalil-dalilnya.

Demikian juga ada beberapa sahabat lain yang menghitung bacaan dzikirnya dengan biji kurma, kerikil atau benang yang disimpulkan. Di antaranya sahabat Abu Shafiyyah; salah seorang bekas budak Rasulullah, sebagaimana diriwayatkan oleh al-Imam Ahmad ibn Hanbal dalam kitab az-Zuhd, dan kitab al-Jami’ fi al-‘Ilal wa Ma’rifat ar-Rijal. Juga seperti yang diriwayatkan oleh al-Imam al-Baghawi dalam kitab Mu’jam ash-Shahabah. Termasuk di antaranya sahabat Sa’d ibn Abi Waqqash, sebagaimana diriwayatkan oleh Ibn Abi Syaibah dalam kitab al-Mushannaf, dan Ibn Sa’d dalam kitab ath-Thabaqaat. Juga di antaranya sahabat Abu Hurairah, sebagaimana diriwayatkan oleh ‘Abdullah ibn Ahmad dalam kitabZawaa-id az-Zuhd, al-Hafizh Abu Nu’aim dalam kitab Hilyah al-Auliya’, serta diriwayatkan adz-Dzahabi dalam kitab Tadzkirah al-Huffazh dan kitab Siyar A’lam an-Nubala’. Kemudian pula di antaranya sahabat Abu ad-Darda’, sebagaimana diriwayatkan oleh al-Imam Ahmad ibn Hanbal dalam kitab az-Zuhd, dan lainnya.

Dari sini para ulama menyimpulkan bahwa hukum menghitung dzikir dengan tasbih atau semacamnya adalah boleh, tidak haram, walaupun yang lebih baik (afdlal) menghitungnya dengan jari tangan kanan. Hukum yang serupa dengan ini adalah tentang shalat Rawatib al-Faraidl (Qabliyyah dan Ba’diyyah). Bahwa yang lebih afdlal shalat sunnahRawatib tersebut dilaksanakan di rumah, namun bukan berarti haram jika shalat sunnah tersebut dilakukan di masjid. 

Bahkan al-Faqih al-‘Allamah Ibn Hajar al-Haitami dalam kitab al-Fatawa al-Kubra al-Fiqhiyyah, menuliskan bahwa sebagian ulama telah merinci tentang keutamaan berdzikir antara dengan jari-jari atau dengan untaian tasbih. Beliau menuliskan sebagai berikut:


إِنْ أَمِنَ الْمُسَبِّحُ الْغَلَطَ كَانَ عَقْدُهُ بِالأَنَامِلِ أَفْضَلَ، وَإِلاَّ فَالسُّبْحَةُ أَفْضَلُ.



“Jika orang yang berdzikir tidak khawatir salah hitung maka menghitung dzikir dengan jari-jari tangan

Demikianlah ulasan mengenai tasbih semoga bermanfaat. Terimakasih

Pengertian, Sejarah, Peristiwa, Hikmah Dan Makna Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW

$
0
0
Pengertian, Sejarah, Peristiwa, Hikmah Dan Makna Isra Mi'raj. Sahabat budiman kali ini admin akan sedikit mengulas mengenai Pengertian, Sejarah, Peristiwa, Hikmah Dan Makna Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW. Untuk lebih singkat dan jelas silahkan anda simak Pembahasan berikut ini: 

Pengertian, Sejarah, Peristiwa, Hikmah Dan Makna Isra Mi'raj

Pengertian Isra Mi’raj
 Isra Mi’raj adalah dua bagian dari perjalanan yang dilakukan oleh Muhammad dalam waktu satu malam saja. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam, karena pada peristiwa ini Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam mendapat perintah untuk menunaikan salat lima waktu sehari semalam.


Isra Mi’raj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah sebelum Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam hijrah ke Madinah. Menurut al-Maududi dan mayoritas ulama, Isra Mi’raj terjadi pada tahun pertama sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620-621 M. Menurut al-Allamah al-Manshurfuri, Isra Mi’raj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian, dan inilah yang populer. Namun demikian, Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfuri menolak pendapat tersebut dengan alasan karena Khadijah radhiyallahu anha meninggal pada bulan Ramadan tahun ke-10 kenabian, yaitu 2 bulan setelah bulan Rajab. Dan saat itu belum ada kewajiban salat lima waktu. Al-Mubarakfuri menyebutkan 6 pendapat tentang waktu kejadian Isra Mi’raj. Tetapi tidak ada satupun yang pasti. Dengan demikian, tidak diketahui secara persis kapan tanggal terjadinya Isra Mi’raj.

Peristiwa Isra Mi’raj terbagi dalam 2 peristiwa yang berbeda. Dalam Isra, Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam “diberangkatkan” oleh Allah SWT dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa. Lalu dalam Mi’raj Nabi Muhammad SAW dinaikkan ke langit sampai ke Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi. Di sini Beliau mendapat perintah langsung dari Allah SWT untuk menunaikan salat lima waktu.

Bagi umat Islam, peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang berharga, karena ketika inilah salat lima waktu diwajibkan, dan tidak ada Nabi lain yang mendapat perjalanan sampai ke Sidratul Muntaha seperti ini. Walaupun begitu, peristiwa ini juga dikatakan memuat berbagai macam hal yang membuat Rasullullah SAW sedih.


Peristiwa Isra’ dan Mi’raj
Peristiwa isra’ mi’raj merupakan peristiwa yang sangat menakjubkan dan menggemparkan dunia waktu itu. Karena pada waktu itu belum terdapat peralatan-peralatan teknologi canggih dan modern, sehingga belum bisa dibuktikan dengan fakta dan kebenaran ilmiah. Peristiwa tersebut dianggap tidak ilmiah dan tidak logis atau tidak masuk akal. Selain itu juga karena pemikiran manusia biasa waktu itu belum sampai menyentuh hal yang sejauh itu dan Rasulullah SAW juga dianggap bermimpi saja. Namun seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, semua anggapan-anggapan yang tidak mempercayai adanya peristiwa tersebut sudah bisa ditepis dan dibantahkan.

Perjalanan isra’ mi’raj juga merupakan perjalanan yang sangat dahsyat dan ajaib, dikarenakan atas kehendak Allah dan Rasulullah SAW hanya diperjalankan saja, bukan melakukan perjalanan sendiri. Firman Allah dalam surat Al-Israa’ ayat 1 telah menyatakan hal tersebut:

“Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”

Dari semua peristiwa isra’ mi’raj tersebut, pada zaman sekarang bahwa penemuan-penemuan, penelitian-penelitian, fakta-fakta imiah, dan ilmu pengetahuan serta teknologi modern sudah bisa membuktikan dan menemukan kebenaran peristiwa isra’ mi’raj tersebut, antara lain:

1. Allah Maha Berkehandak, sehingga mampu menghendaki siapapun saja yang dikehendakinya. Seperti peristiwa isra’ mi’raj ini yang merupakan kehendak dari Allah SWT, Rasulullah hanya diperjalankan saja tidak malakukan perjalanan sendiri.

2. Perjalanan isra’ menggunakan kecepatan cahaya yang kecepatannya sekitar 300.000 km/s. Bukan perjalanan biasa. Isra’ jika dilakukan dengan perjalanan biasa maka akan menempuh waktu yang sangat lama, karena jarak antara kedua kota Mekkah da Yerussalem sangat jauh. Sedangkan mi’raj adalah bukan perjalanan luar angkasa melainkan perjalanan menembus batas dimensi, jika dilakukan dengan perjalanan luar angkasa maka akan menempuh waktu yang sangat lama pula. Bahwa untuk menempuh bintang terdekat dari bumi saja dan bahkan menggunakan pesawat ulang-alik yang merupakan pesawat tercepat di dunia, maka akan menempuh waktu kurang lebih 428 tahun. Waktu itu tidak cukup bagi umur kehidupan kita yang hanya berkisar kurang lebih maksimal 100 tahun saja.

3. Sebelum berangkat untuk diperjalankan dari peristiwa isra’ mi’raj, hati Rasulullah dibelah dan dioperasi dengan sinar laser oleh Malaikat Jibril. Setelah itu diletakkan di penampan emas dan disucikan dengan air zam-zam.

4. Diletakkan di penampan emas karena emas merupakan logam mulia dan superkonduktor yang memiliki hambatan sangat rendah sekali.

5. Disucikan dengan air zam-zam karena air ini sangat mulia dan sangat bagus kualitasnya. Kandungan molekul-molekulnya sangat bagus karena berisikan energi doa dan dzikir para Nabi dan Rasul. Penelitian ilmiah di Jepang saat ini membuktikan bahwa air yang dikasih ucapan kata-kata positif dan bagus, maka molekul-molekul air tersebut akan berubah menjadi sangat bagus dan sebaliknya.

6. Badan Rasulullah diubah menjadi badan cahaya karena akan menempuh perjalanan yang sangat cepat. Jika tidak diubah menjadi badan cahaya, maka badan Rasulullah akan hancur tercerai berai karena ikatan atom dan molekul akan lepas.

7. Perjalanan isra’ mi’raj ini dilakukan pada malam hari, karena jika dilakukan pada siang hari akan sangat membahayakan badan cahaya dan keselamatan Rasulullah SAW. Badan cahaya Rasulullah akan mengalami interferensi cahaya sinar matahari. Hal ini karena salah satu dari sifat gelombang adalah dapat diinterferensikan.

8. Teori yang memungkinkan pada peristiwa isra’ mi’raj tersebut adalah teori Annihilasi. Teori ini mengatakan bahwa setiap materi (zat) memiliki anti materinya. Dan jika materi direaksikan dengan anti materinya, maka kedua partikel tersebut bisa lenyap berubah menjadi seberkas cahaya atau sinar gamma.

9. Hal ini telah dibuktikan di laboratorium nuklir bahwa jika partikel proton direaksikan dengan antiproton, atau elektron dengan positron (anti elektron), maka kedua pasangan tersebut akan lenyap dan memunculkan dua buah sinar gamma, dengan energi masing-masing 0,511 MeV (Mega Electron Volt) untuk pasangan partikel elektron, dan 938 MeV untuk pasangan partikel proton.

10. Sebaliknya apabila ada dua buah berkas sinar gamma dengan energi sebesar tersebut di atas dilewatkan melalui medan inti atom, maka tiba-tiba sinar tersebut lenyap berubah menjadi 2 buah pasangan partikel tersebut di atas. Hal ini menunjukkan bahwa materi bisa dirubah menjadi cahaya dengan cara tertentu yang disebut annihilasi dan sebaliknya.

11. Alam semesta ini diciptakan berpasang-pasangan. Secara umum alam terbentuk atas materi dan energi. Bisa dikatakan materi adalah bentuk energi yang termampatkan. Sebagaimana konsep kesetaraan massa dan energi yang dirumuskan oleh Einstein, bahwa materi dalam kondisi tertentu dapat berubah menjadi energi, dan sebaliknya energi dapat berubah menjadi materi. Setiap objek berwujud yang ada dalam alam semesta ini, pada dasarnya tersusun atas materi-materi submikroskopik yang kita kenal dengan istilah atom, proton dan neutron serta dikelilingi elektron.

12. Pasangan materi adalah anti materi. Materi adalah objek bermassa positif sedangkan antimateri atau antipartikel adalah objek bermassa negatif. Materi dan energi bukan berpasangan, walaupun keduanya bisa saling menjelma. Materi jika bertemu dengan antimateri dalam kondisi tertentu akan menjelma menjadi foton (annihilasi). foton tidak memiliki massa namun memiliki energi dan momentum.

13. Annihilasi atau proses pemusnahan terjadi ketika massa antimateri menghapus massa materi, sehingga keduanya lenyap dan menjelma menjadi 2 foton gamma dengan massa yang bernilai nol. Sebaliknya, proses penciptaan (creation), jika foton berada pada medan tertentu, maka foton akan berproses menjadi materi. Proses ini bisa berlangsung berulang-ulang seperti siklus.

Sumber : iqbalsarayulusnuh.word / Persisalamin.com

Demikianlah ulasan mengenai Makna Isra Miraj semoga bermanfaat, 

Bacaan Doa Di Pagi Hari dan Sore Hari dan Terjemahnya

$
0
0
Bacaan Doa Di Pagi Hari dan Sore HariSahabat Budiman kali ini admin akan sedikit berbagi Menyenai Doa Di Pagi hari. Pagi Hari merupakan waktu dan suasana yang tepat untuk menumbuhkan semangat memulai Aktifitas, Ketika kita memulai aktivtas desertai dengan doa tentunya segala perkerjaan kita ada pahala dari Allah.Kebanyakan orang kadang-kadang suka bermalas-malasan dipagi hari, biasanya karena pengaruh pekerjaan atau Pekerjaan menumpuk hingga Istirahat terganggu, kurang semangat, atau hampir bermalas-malasan? tentunya hal tersebut sangat mengganggu kita untuk beraktifitas di pagi hari. admin sarana kalo bisa pagi hari jangan digunain untuk hal-hal yang males, karena kalau kita sudah terbiasa dengan hal negatif seperti itu tentunya hidup kita menjadi kurang bermanfaat dan kurang maksimal, Biasanya klo udah kebiasaan jadi susah untuk merubah semuanya. Makanya biar pagi hari kita bermanfaat, kita harus senantiasa memanjatkan doa ke pada Allah, Supaya apa yang kita kerjaan dalam hal positif menjadi ibadah. Begitu juga waktu sore, kita berdoa mudah-mudah apa yang kita kerjakan dipagi hari Tidaklah sia-sia.

 Doa Di Pagi Hari

Doa Di Pagi Hari. Berikut doanya :

اَللهُمَّ بِكَ اَصْبَحْنَا وَبِكَ اَمْسَيْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوْتُ وَاِلَيْكَ النُّشُوْرُ 

Artinya :
Ya Allah, karena Engkau kami mengalami waktu pagi dan waktu petang dan karena Engkau kami hidup dan mati dan kepada-Mu juga kami akan kembali

Doa Sore hari


Doa di Sore Hari 

اَللهُمَّ بِكَ اَمْسَيْنَا وَبِكَ اَصْبَحْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوْتُ وَاِلَيْكَ الْمَصِيْرُ 

Artinya :
Ya Allah, karena Engkau kami mengalami akan waktu petang dan pagi, karena Engkau kami hidup dan mati dan kepada-Mu juga kami akan kembali.


Demikianlah Sekilas mengenaidoa Di Pagi hari dan Sore Hari yang bisa andmin sajikan mudah-mudahan bermanfaat sekaligus kita bisa mengalkan doa-doa tersebut seblum aktifitas pagi di mulai, dan ditutup dengan doa di sore Hari. terimakasih. 

Bacaan Doa Naik Kendaraan

$
0
0
Doa Naik KendaraanSahabat Budiman Kali ini admin akan menyajikan sebuah doa yang senantiasa diajarkan oleh Nabi Muhammad dengan berbagai ilmu kebaikan dan selalu mengingatkan kita agar senantiasa berdoa ketika melakukan segala aktivitas. Doa yang diajarka Rasulullah SAW salah satunya adalah Doa menaiki kendaraan saat bepergian. Tujuannya Segala sesuatu milik Allah Kita serahkan sepenuhnya kepada Allah, Baik buruk ataupun baik, Baik selamat ataupun dapat Musibah Hanya Allah SWT yang berkehendak, Nah ketika kita sudah berdoa dengan menyerahkan segala kekuasaannya kepada Allah SWT, Dalam hal Berkendaraan: Terdapat tiga jenis kendaraan atau alat transportasi, yaitu kendaraan darat, kendaraan laut dan kendaraan udara. Kendaraan darat merupakan salah satu alat transportasi yang sering kali kita gunakan setiap hari, karena mayoritas manusia hidup di daratan. Banyak sekali jenis kendaraan darat, diantaranya; mobil, motor, becak, delman, dan masih banyak lagi.

Untuk jenis kendaraan laut dan kendaraan udara tidak sebanyak kendaraan darat. Salah satu contoh kendaraan laut yaitu Kapal, perahu dan contoh kendaraan udara yaitu pesawat terbang, halikopter, pesawat jet, dll.

Doa Naik Kendaraan
Doa Naik Kendaraan


Apapun jenis alat transportasinya yang terpenting adalah selalu memanjatkan doa ketika kita naik kendaraan. Bagaimana bacaannya? Silakan simak ulasannya berikut ini:

Rosululloh mengajarkan  doanya seperti yang diriwayatkan oleh Imam Muslim :2392, Ibnu Huzaimah : 2340 dari sebuah hadits bahwa :

"Nabi senantiasa membaca doa ini saat beliau akan melakukan perjalanan dan telah menaiki kendaraannya. langsung saja berikut bacaan doa ini: 

Bacaan Doa Naik Kendaraan Darat, Udara dan Laut :


سُبْحَانَ الَّذِىْ سَخَّرَلَنَا هَذَا وَمَاكُنَّالَهُ مُقْرِنِيْنَ وَاِنَّآ اِلَى رَبّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ


SUBHAANAL LADZII SAKHHORO LANAA HAADZAA WA MAA KUNNAA LAHUU MUQRINIINA WA INNAA ILAA ROBBINAA LAMUNGQOLIBUUNA.


Artinya :
Maha suci Allah yang memudahkan ini (kendaraan) bagi kami dan tiada kami mempersekutukan bagi-Nya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.

Demikianlah Ulasan Mengenai Doa naik kendaraan dan Bepergian Semoga bermkanfaat. dan mudah-mudahan kita slalu ingin ketika hendak naik kendaraan, baik itu darat, Udara dan laut. Mudah-mudahan kita mampu mengamalkannya. Terimakasih 

Bacaan Doa Sebelum Belajar dan Sesudahnya

$
0
0
Doa Sebelum Belajar. Sobat Budiman, kali ini admin akan sedikit mengajikan mengenai Doa Sebelum belajar dan Sesudah Belajar. Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi kita semua. Tak mengenal usia, baik tua maupun muda, anak-anak atau orang dewasa, semuanya wajib memperdalam ilmu, terutama ilmu agama. Semuanya perlu proses atau waktu untuk menempuh semua itu, taukah anda apa itu  Proses belajar. Proses belajar adalah satu-satunya cara yang bisa kita lakukan untuk menyerap sedikit dari pelajaran yang diberikan oleh Alloh SWT yang tampak dialam semesta ini.  Islam telah mengajarkan bagaimana cara belajar yang baik.Salah satu ajaran islam tidak terlepas dari doa, Doa merupakan senjata bagi kita semuanya, Baik Dalam hal Melakukan aktivitas belajar ataupun pekerjaan yang lainnya. Dalam islam diatur sedemikian rupa supaya apa yang kita kerjakan menjadi barokah, sehingga kita terhindar dari godaan-godaan setan yang menyebabkan dari kemalasan dan kebodohan.


http://www.doa-qunut.com/


Adapun Doa setelah belajar Rosulullah Slalu mengajarkan kepada kita juga, makanya hidup terasa hampa klo tanpa doa. Nah buat anda yang lupa akan doa sebelum belajar dan sesudah belajat admin akan sedikit menyajikan, Silahkan simak dibawah ini:  Jangan lupa awali segala aktifitasmu dengan bacaan Bismillah, Karena Setiap perkerjaan kalo ingin mendapatkan pahala jangan lupa serahkan semunya kepada Allah SWT, karena Allah Pemilik semuanya. 

Do'a Sebelum Belajar :


رَضِتُ بِااللهِ رَبَا وَبِالاِسْلاَمِ دِيْنَا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيَا وَرَسُوْلاَ رَبِّ زِدْ نِيْ عِلْمًـاوَرْزُقْنِـيْ فَهْمًـا
“Rodlittu billahirobba, wabi islamidina, wabimuhammadin nabiyyawwarasulla ,robbi zidnii ilmaa warzuqnii fahmaa."

Artinya :
“Kami ridho Allah SWT sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku, dan Nabi Muhammad sebagai Nabi dan Rasul, Ya Allah, tambahkanlah kepadaku ilmu dan berikanlah aku pengertian yang baik”

Do'a Sesudah belajar :


اَللَّهُمَّ اِنِّى اِسْتَوْدِعُكَ مَا عَلَمْتَنِيْهِ فَارْدُذْه اِلَىَّ عِنْدَ حَاجَتِى اِلَيْهِ وَ لاَ تَنْسَنِيْهِ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
“Allahumma innii istaudi'uka maa allamtaniihi fardudhu ilayya 'inda haajati ilaihi walaa tansaniihi yaa robbal 'aalamiin"

Artinya :
"Ya Allah,sesungguhnya aku titipkan kepada-Mu apa yang telah Kau ajarkan kepadaku,maka kembalikanlah ia kepadaku ketika aku membutuhkannya.Dan janganlah Kau buat aku lupa padanya hai Tuhan yang memelihara alam"

رَبَّنَا انْفَعْنَا بِمَاعَلَمْتَنَا الَّذِيْ يَنْفَعُنَا وَزِدْنَا عِلْمًا وَالْحَمْدُلله عَلَى كُلِّ حَالٍ


“Rabbanan fa’naa bima ‘alamtanaladzi yanfa’una wa zidna ‘ilman walhamdulillahi ‘ala kullihal”

Artinya :
“Ya Tuhan kami, jadikanlah ilmu kami ilmu yang bermanfaat, ajarkan kami apa-apa yang bermanfaat bagi kami serta tambahkan ilmu bagi kami, segala puji hanya bagi Allah dalam setiap keadaan”


Nah buat anda sekalian yang ingin tahu tip belajar yang efektif admin akan sedikit berbagi mengenai tip belajar :

Tips Belajar Efektif 
mbuat kegiatan belajarmu 

  1. Tentukan target yang ingin dicapai dari hasil belajar. Misalnya memiliki nilai ulangan yang tinggi, nilai raport yang memuaskan, atau lulus dengan predikat cum laude.
  2. Buat jadwal belajar dan taati jadwal tersebut, sehingga jika Anda melanggarnya buat sangsi untuk diri Anda sendiri.
  3. Istirahat dan berikan penyejukan bagi otak Anda. Bebaskan ia 5 sampai 10 menit dalam proses belajar agar otak tidak kaku.
  4. Tuliskan dan tandai hal-hal yang menurut Anda penting pada buku yang dipelajari. Buat ringkasan dan jembatan keledai agar Anda lebih mudah mengingatnya.
  5. Buat kondisi ruang belajar Anda nyaman. Atur sedemikian rupa sehingga Anda benar-benar rileks berada di dalamnya.
  6. Jauhkanlah semua gangguan seperti kebisingan TV, mesin cuci, dan keramaian jalanan.
  7. Kenali tipe belajar Anda. Jika Anda suka belajar dengan gambar, simbol, dan visualisasi, maka libatkanlah hal-hal visual itu dalam kegiatan belajar Anda.
  8. Baca, dan baca, jangan bosan, jangan malas untuk belajar dan terus giat belajar.
  9. Jangan lupa baca doa sebelum belajar dan doa setelah belajar agar hati dan pikiran tenang saat menerima dan menyudahi proses belajar.
Demikianlah pembahasan mengenaidoa sebelum belajar dan sesudahnya semoga bermanfaat, Mudah-mudahan kita semua dapat mengamalkan doa tersebut di setiap langkah kaki kita untuk mencari ilmu. terimakasih 

Bacaan Doa Ulang Tahun dan Penjelasannya

$
0
0
Bacaan Doa Ulang Tahun. Sobat Budiman Untuk Memperingati tanggal lahir atau sering dikenal dengan istilah ulang tahun (milad) bagi sebagian orang memang dianggap sebagai hal yang cukup penting, tapi ada sebagian orang menganggap hal tersebut termasuk Tasabut, Dengan berlandaskan dalil. Katanya Melalui peringatan ulang tahun, seseorang diharapkan akan semakin menyadari jika umurnya terus berkurang, sehingga kesempatannya untuk hidup di dunia akan semakin sedikit. 


kebiasaan masa kini, dalam peringatan ulang tahun (milad), Biasa ada harapan dan doa, bagi orang yang melakukannya, tapi tergantung pandangan masih-masing, Justru Kita sebagai manusia harus senantiasa bermuhasabah diri untuk terus memperbaiki hidup kita kearah yang positif yang lebih baik lagi, Diantara doa ulang tahun yang dilakukan sebagian orang dengan Doa

Doa Ulang Tahun

A. Doa Ulang Tahun : Memohon Panjang UmurHal pertama yang sering diharapkan dan diminta oleh seorang yang tengah ulang tahun adalah memiliki umur yang panjang, umur yang berkah, dan umur yang bermanfaat. Oleh karena itu, pada tahap pertama ini kami sampaikan doa ulang tahun untuk memohon panjang umur dengan bacaan sebagai berikut: 

Latinnya : “Allahumma, Thowwil Umuuronaa, Wa Shohhih Ajsaadanaa, Wa Nawwir Quluubanaa, Wa Sabbit Imaananaa, Wa Akhsin A'maalanaa, Wa Wassi Arzaqonaa, Wa Ilalkhoiri Qorribnaa, Wa 'Anisysyarri Ab' Idnaa, Waqdhi Khowaa-Ijanaa Fiddiini, Waddunyaa, Wal Aakhiroti Innaka 'Alaakulli Syai-In Qodiir”

Artinya : “Ya Allah, panjangkan umur kami, sehatkan badan kami, terangi hati kami, tetapkan iman kami, baikkan amalan kami, luaskan rezeki kami, dekatkan kami pada kebaikan, dan jauhkan kami dari kejahatan, kabulkan segala kebutuhan kami, baik dalam agama, dunia, maupun akhirat. Sesungguhnya Kau adalah Dzat Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

B. Doa Ulang Tahun :Biasa nya memohon keselamatan dengan doa bawah ini: 

Latinnya : “Allahumma Innaa Nas Aluka, Salaamatan Fid Diin, Wa 'Aafiyatan Fil Jasad, Wa Ziyaadatan Fil 'Ilmi, Wa Barokatan Fir Rizq, Wa Taubatan Qoblal Maut, Wa Rohmatan 'Indal Mauti, Wa Maghfirotan Ba'dal Mauti.“

Artinya : “Ya Allah kami memohon kepadaMu, keselamatan di dalam agama, kesejahteraan pada tubuh, penambahan ilmu, keberkahan rizqi, taubat sebelum mati, rahmat di waktu mati, dan keampunan setelah mati. “

C.  Doa Ulang Tahun : Mendoakan suapaya anak itu menjadi anak yang sholeh. 
Latinnya : “Robbi Hablii Mil Ladunka Dzurriyyatan Thoyyibatan. Innaka Samii'ud Du'aa.”

Artinya : “Ya Alloh, Ya Tuhanku, berilah aku seorang anak yang soleh. Sesungguhnya Kau adalh Dzat Yang Maha Pendengar Doa.”

D. Doa Ulang Tahun : Memohon supaya keluarga menjadi qorrota ain, 

Latinnya : “Robbanaa, Hablanaa Min Azwaajinaa, Wa Dzurriyyaatinaa, Qurrota A'yun, Waj-'Alnaa Lilmuttaqiina Imaama.“

Artinya : “Ya Alloh, Ya Tuhan kami, anugerahkanlah pada kami, istri-istri dan anak cucu sebagai penyenang hati kami, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa.”

Dari penjelas doa-doa yang admin kutip memang cukup berbobot istemawa, tapi yang jadi permasalahannya, karena ada waktu yang dutentukan, Padahal doa-doa tersebut sebenarnya tidak usah dibacaan pada hari ulang tahun, tapi setiap hari setelah selesai sholat atau waktu yang diijabah oleh Allah. 

Nah sekarang, Yang jadi Permasalah bagaimana sikap yang Islami menghadapi hari ulang tahun?

Jika hari ulang tahun dihadapi dengan melakukan perayaan, baik berupa acara pesta, atau makan besar, atau syukuran, dan semacamnya maka kita bagi dalam dua kemungkinan.


Kemungkinan pertama, perayaan tersebut dimaksudkan dalam rangka ibadah. Misalnya dimaksudkan sebagai ritualisasi rasa syukur, atau misalnya dengan acara tertentu yang di dalam ada doa-doa atau bacaan dzikir-dzikir tertentu. Atau juga dengan ritual seperti mandi kembang 7 rupa ataupun mandi dengan air biasa namun dengan keyakinan hal tersebut sebagai pembersih dosa-dosa yang telah lalu. Jika demikian maka perayaan ini masuk dalam pembicaraan masalah bid’ah. Karena syukur, doa, dzikir, istighfar (pembersihan dosa), adalah bentuk-bentuk ibadah dan ibadah tidak boleh dibuat-buat sendiri bentuk ritualnya karena merupakan hak paten Allah dan Rasul-Nya. Sehingga kemungkinan pertama ini merupakan bentuk yang dilarang dalam agama, karena Rasul kita Shallallahu’alaihi Wa sallam bersabda,


مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

“Orang yang melakukan ritual amal ibadah yang bukan berasal dari kami, maka amalnya tersebut tertolak” [HR. Bukhari-Muslim]

Perlu diketahui juga, bahwa orang yang membuat-buat ritual ibadah baru, bukan hanya tertolak amalannya, namun ia juga mendapat dosa, karena perbuatan tersebut dicela oleh Allah. Sebagaimana hadits,

أَنَا فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ ، لَيُرْفَعَنَّ إِلَىَّ رِجَالٌ مِنْكُمْ حَتَّى إِذَا أَهْوَيْتُ لأُنَاوِلَهُمُ اخْتُلِجُوا دُونِى فَأَقُولُ أَىْ رَبِّ أَصْحَابِى . يَقُولُ لاَ تَدْرِى مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ

“Aku akan mendahului kalian di al haudh (telaga). Dinampakkan di hadapanku beberapa orang di antara kalian. Ketika aku akan mengambilkan (minuman) untuk mereka dari al haudh, mereka dijauhkan dariku. Aku lantas berkata, ‘Wahai Rabbku, ini adalah umatku.’ Lalu Allah berfirman, ‘Engkau sebenarnya tidak mengetahui bid’ah yang mereka buat sesudahmu.’ “ (HR. Bukhari no. 7049)

Kemungkinan kedua, perayaan ulang tahun ini dimaksudkan tidak dalam rangka ibadah, melainkan hanya tradisi, kebiasaan, adat atau mungkin sekedar have fun. Bila demikian, sebelumnya perlu diketahui bahwa dalam Islam, hari yang dirayakan secara berulang disebut Ied, misalnya Iedul Fitri, Iedul Adha, juga hari Jumat merupakan hari Ied dalam Islam. Dan perlu diketahui juga bahwa setiap kaum memiliki Ied masing-masing. Maka Islam pun memiliki Ied sendiri. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,

إن لكل قوم عيدا وهذا عيدنا

“Setiap kaum memiliki Ied, dan hari ini (Iedul Fitri) adalah Ied kita (kaum Muslimin)” [HR. Bukhari-Muslim]

Kemudian, Ied milik kaum muslimin telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya hanya ada 3 saja, yaitu Iedul Fitri, Iedul Adha, juga hari Jumat. Nah, jika kita mengadakan hari perayaan tahunan yang tidak termasuk dalam 3 macam tersebut, maka Ied milik kaum manakah yang kita rayakan tersebut? Yang pasti bukan milik kaum muslimin.
Padahal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wa sallam bersabda,

من تشبه بقوم فهو منهم

“Orang yang meniru suatu kaum, ia seolah adalah bagian dari kaum tersebut” [HR. Abu Dawud, disahihkan oleh Ibnu Hibban]

Maka orang yang merayakan Ied yang selain Ied milik kaum Muslimin seolah ia bukan bagian dari kaum Muslimin. Namun hadits ini tentunya bukan berarti orang yang berbuat demikian pasti keluar dari statusnya sebagai Muslim, namun minimal mengurangi kadar keislaman pada dirinya. Karena seorang Muslim yang sejati, tentu ia akan menjauhi hal tersebut. Bahkan Allah Ta’ala menyebutkan ciri hamba Allah yang sejati (Ibaadurrahman) salah satunya,

والذين لا يشهدون الزور وإذا مروا باللغو مروا كراما

“Yaitu orang yang tidak ikut menyaksikan Az Zuur dan bila melewatinya ia berjalan dengan wibawa” [QS. Al Furqan: 72]

Rabi’ bin Anas dan Mujahid menafsirkan Az Zuur pada ayat di atas adalah perayaan milik kaum musyrikin. Sedangkan Ikrimah menafsirkan Az Zuur dengan permainan-permainan yang dilakukan adakan di masa Jahiliyah.

Jika ada yang berkata “Ada masalah apa dengan perayaan kaum musyrikin? Toh tidak berbahaya jika kita mengikutinya”. Jawabnya, seorang muslim yang yakin bahwa hanya Allah lah sesembahan yang berhak disembah, sepatutnya ia membenci setiap penyembahan kepada selain Allah dan penganutnya. Salah satu yang wajib dibenci adalah kebiasaan dan tradisi mereka, ini tercakup dalam ayat,

لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ

“Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya” [QS. Al Mujadalah: 22]

Kemudian Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin -rahimahllah- menjelaskan : “Panjang umur bagi seseorang tidak selalu berbuah baik, kecuali kalau dihabiskan dalam menggapai keridhaan Allah dan ketaatanNya. Sebaik-baik orang adalah orang yang panjang umurnya dan baik amalannya. Sementara orang yang paling buruk adalah manusia yang panjang umurnya dan buruk amalannya.

Karena itulah, sebagian ulama tidak menyukai do’a agar dikaruniakan umur panjang secara mutlak. Mereka kurang setuju dengan ungkapan : “Semoga Allah memanjangkan umurmu” kecuali dengan keterangan “Dalam ketaatanNya” atau “Dalam kebaikan” atau kalimat yang serupa. Alasannya umur panjang kadang kala tidak baik bagi yang bersangkutan, karena umur yang panjang jika disertai dengan amalan yang buruk -semoga Allah menjauhkan kita darinya- hanya akan membawa keburukan baginya, serta menambah siksaan dan malapetaka” [Dinukil dari terjemah Fatawa Manarul Islam 1/43, di almanhaj.or.id](islam.or.id)

Sikap yang Islami dalam menghadapi hari ulang tahun adalah: tidak mengadakan perayaan khusus, Sebentulnya ada beberapa cara untuk mensyukuri kehidupan, Yang pertama Kita senantiasa melakukan pendekatan kepada Allah, dengan cara memanfaatkan kesempatan yang ada di hadapan kita untuk ibadah dan terus kepada Allah, Yang kedua Dengan mengucapkan Kalimat Hamdalah, itu merupakan kalimat rasa syukur kita kepada Allah, Yang ketiga Kita senantiasa hidup lurus, tadinya hidup kita bengkok kita bikin lurus memperbaiki hal yang negative dalam diri searah yang positif, seandainya hidup kita udah lurus maka jangan sekali-kali kita berngkoka, tapi tetaplah istiqomah, konsisten.  dan lain sebagainya.

Demikianlah ulasan mengenai Doa Ulang Tahun, Mudah-mudah dapat dimengerti dan difahami tidak setiap pekerjaan yang menurut baik, Allah dan rosulnya setuju dengan kita, Yang jelasnya kita senantiasa patuh dan taat kepada Allah dan Rosulnya.  dengan cara mengikuti jejaklangkah beliau melaui hadist yang diterima dari sahabat, Rosululloh SAW. Mudah-mudahan bermanfaat. Terimakasih 

Bacaan Doa Nabi Sulaiman dan Terjemahnya

$
0
0
Doa Nabi Sulaiman. Sahabat Budiman. Kali ini admin akan sedikit menyajikan doa-doa nabi khusunya doa nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman as adalah salah seorang Nabi yang dilimpahi kekayaan yang belum pernah ada sebelumnya. Nabi Sulaiman as dikaruniai beragam mukjizat salah satunya adalah bisa berbicara dengan hewan-hewan, Cukup mengagungkan dan Patut kita mempercainya, karena dia adalah utusan Allah. 

 Doa Nabi Sulaiman



Selain dikareunia mujizat Nabi Sulaiman menjadi penguasa yang diwarisi nabi Daud Alaihissalam. Mulai  manusia, jin sampai hewan-hewan pun tunduk akan perintah nabi Sulaiman. Nabi Sulaimandiperkenankan oleh Allah SWT untuk memerintahkan apa saja kepada jin-jin dalam memindahkan bangunan spt yang terjadi ketika memindahkan singgasana ratu Saba’. Tujuan dari semuanya hanya satu tujuan Nabi Sulaiman Mengajak ratu saba beriaman kepada Allah dan Meninggalkan Sembahan nenek moyang yaitu menyembah kepada Matahari. Salah satu Bacaan Doa Nabi Sulaiman terdapat dalam Al Quran Surah Shod ayat 35. 


Ia berkata: "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi". (QS Shaad: 35).

Allah menjawab doanya dengan memberikan anugerah dan pengetahuan yang besar serta melimpahkan kekuasaan yang besar dan wewenang yang kuat atas Nabi Sulaiman as. Dalam ayat-ayat yang menceritakan kehidupannya, berbagai perincian mengenai kekayaan, kewenangan, dan bagaimana dia menggunakan pengetahuannya telah disampaikan.



Nabi Sulaiman as membuatnya semakin bersyukur kepada Allah SWT. Syukur nabi Sulaiman saat dipuncak keseksesan di tuangkan kedalam sebuah doa Nabi Sulaiman yang diungkap dalam (QS An Naml: 19)


Artinya : maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdo'a: "Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri ni'mat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh".


Penjelasan doa Nabi Sulaiman di atas: 
Doa di atas baik sekali dibaca agar kita mendapatkan ilham untuk mensyukuri nikmat serta dimasukkan ke dalam golongan orang-orang yang beramal shalih di dunia hingga kemudian mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Doa tersebut pula yang dibaca Nabi Sulaiman a.s. yang kaya raya tidak ada bandingannya.

Hikmah Doa Nabi Sulaiman Untuk Kekayaan
Jika Anda sudah dikaruniai rezeki oleh Allah, jangan lupa untuk mensyukurinya. Serupa dengan Nabi Sulaiman yang sangat mensyukuri karunia Allah kepadanya. Rezeki, ketenaran dan kesuksesan adalah karunia dari Allah untuk menguji kita apakah kita bersyukur kepada Allah atau malah mengingkarinya.

Sungguh tidak tepat ketika ada orang sukses mengatakan “Kesuksesan ini adalah hasil kerja kerasku”. Orang seperti ini tidak akan kekal kesuksesannya karena tidak bersyukur. Sebaiknya kita mengatakan “Kesuksesan ini adalah dari Allah agar aku mensyukurinya”. Sudahkah Anda bersyukur hari ini?

Demikianlah penjelas mengenai Doa Nabi Sulaiman Mudah-mudah bermanfaat, Termakasih
Viewing all 149 articles
Browse latest View live